" Akmal mana mbak? "
Tanya Diana ketika tak mendapati anak laki lakinya itu di meja makan.
" den Akmalnya demam Bu, sudah saya kompres "
" Bagus kalau gitu "
" Tapi dari tadi den Akmal ngingau manggil manggil ibu, apa ibu gak mau menjenguk nya sebentar? "Brak!!!!.
Suara gebrakan meja itu membuat Farah kaget . Ia semakin menundukkan kepalanya dalam.
" Berani beraninya ya!!!kau memerintahkan istri saya!!! "
" Maaf pak, bu saya permisi ke belakang "Diana diam ia tetap fokus memakan sarapannya. Sedangkan mba Farah langsung menuju ke belakang. Tanpa sengaja Mba Farah melihat Fizan yang berdiri mematung di depan pintu kamarnya. Farah langsung menghampiri Fizan.
" Fizan mau sarapan apa? "
Bocah laki laki itu menggelengkan kepalanya.
" Fizan mau apa? "
" Mau kak Akmal bangun "
Cicit bocah laki laki itu lirih. Mendengar penuturan aneh dari Fizan itu membuat Farah khawatir. Ia segera masuk ke dalam kamar. Untuk memastikan anak majikannya itu baik baik saja." Akmal Akmal sayang bangun dulu yuk. Sarapan "
Kata Farah mengelus pelan kening Akmal.
" Suhu badannya tinggi banget "
Kata Farah kemudian kembali mengompres kening Akmal.
" Akmal bangun yuk "
Anak laki laki itu tetap tak bergeming.Matanya tertutup rapat begitu pula bibirnya. Tak lagi terdengar suara meracau ataupun menggigil seperti sebelumnya. Farah panik ia bergegas keluar menemui kedua majikannya.
" Maaf Bu pak den Akmal pingsan kayanya harus bawa di rumah sakit "
" Hehh pembantu!!!! Habis nyuruh nyuruh istri saya sekarang mau nyuruh saya gitu!!! "" Bukan seper..... "
" Farah, kan bapak udah kasih kamu uang yang sangat cukup buat nganter Akmal ke dokter kan? Ada mang Diman juga yang bisa kau mintai tolong "
" Baik Bu. Tapi kalau saya anterin den Akmal ke rumah sakit. Den Fizan sama siapa bu? "" Kan kau pembantunya ples baby sister nya mereka. Ya bawa lah. Masa saya bawa dia ke kantor. Anak itu bisannya hanya membuat kacau "
" Baik Bu pak saya permisi "
Kata Farah kemudian bergegas pergi darisana. Ia kemudian menghampiri Akmal." Fizan, Fizan ganti baju ya! Kita bawa kak Akmal ke dokter. Biar di obatin "
" Kak Akmal bisa sembuh kan mbak? "
Tanya Fizan dengan mata yang berkaca-kaca. Melihat itu membuat Farah tak tega. Ia kemudian menyamakan tinggi tubuhnya dengan Fizan.
" Jangan nangis ya. Pasti kak Akmal sembuh kok. Ayo kita bawa ke dokter"Fizan menurut ia mengganti pakaian seragamnya itu dengan pakaian biasa. Setelah itu mereka bergegas membawa Akmal ke rumah sakit. Harusnya lebih mudah mengubungi dokter. Tapi karena suhu tubuh Akmal yang tinggi membuat Farah mengajukan untuk membawa Akmal ke rumah sakit.
" Akmal kenapa mbak Farah? "
Tanya Bila ketika melihat tubuh kecil Akmal di gendong oleh mang Diman.
" Badannya panas banget Bu "
Bila yang sedang menggandeng Raisya pun mendekat.
" Ya Allah panas banget Mbak "
Kata Bila memegang kening Akmal.
" Iya Bu, ya sudah kami permisi dulu "" Fizan nggak sekolah Mba? "
" Fisan mau temenin kak Akmal "
Kata Fizan dengan tatapan sendu.
" Apa gak bahaya mbak bawa Fizan ke rumah sakit "
" Tapi nanti Fizan sendirian kalau saya tinggal Bu "
Kata Farah lemah.
" Mana Diana? "
" Ibu kerja sama bapak "Bila menghembuskan nafas kasar kemudian mendekati Fizan.
" Fizan ikut tante ya?. Fizan gak takut kalau di suntik? "
" Tapi nanti kak Akmal sendilian "
" Kan kakak sama mbak. Fizan ikut tante ya? "
Fizan menurut. Ia turun dari mobil dan mengandeng tangan Bila." makasih ya buk, saya titip Fizan "
Kata Farah. Bila hanya mengangguk. Kemudian mobil itu berjalan perlahan.
" Arta kenapa ma? "
" Akmal sakit. Ya udah ayo Fizan ganti baju dulu. Fizan berangkat sekolah sama kak Rara "
Fizan langsung menurut. Ia langsung masuk ke kamarnya.Bila baru saja ingin membantu Fizan menyiapkan kebutuhan sekolahnnya tapi Fizan sudah siap dengan tas punggung kecilnya. Ia juga sudah memakai seragamnya dengan benar.
" Sudah di bawa semua bukunya? "
" Udah "
Bila mengeceknya dan lengkap sudah yang anak itu bawa." Fisan nyiapin nya sama kak Akmal. Kata kak Akmal Fisan harus mandili. "
Mendengar penuturan dari anak kecil ini membuat sudut mata Bila berair.
" Tante nangis? Kenapa tante? Fisan salah ya bawa bukunya? "
" Engga kok. Fizan anak pintar ayo kita berangkat "Bila menggandeng tangan Fizan dan juga menggandeng tangan Raisya. Mereka langsung menuju ke tempat skeolah mereka. Untunglah tempat sekolah Fizan dengan Raisya itu berdampingan jadi Bila bisa mengawasi keduanya dengan mudah.
Di dalam mobil Raisya dan juga Fizan bernyanyi dan berceloteh dengan riang. Tiba tiba saja Fizan memegangi perutnya.
" Irshaad kenapa? "
" Perut Fisan sakit "
" Fizan belum sarapan? "
Fizan menggeleng. Melihat itu Raisya langsung membongkar isi tasnya. Ia memberikan wadah bekalnya." Ini makan bekal ku saja. Tadi aku sudah sarapan "
" Nanti kak lala makan apa? "
" Kan kak Rara punya roti "
Kata Raisya mengeluarkan dua bungkus roti. Fizan menerimanya.
" Di makan ya Fizan biar perutnya gak sakit "
Kata Bila dengan menahan sudut matanya agar tak berair lagi." Bahkan untuk memastikan Fizan sarapan saja kau tak bisa Diana. Dimana hati nuranimu sebagai ibu. Aku gak boleh berdiam saja. Aku harus berbicara dengannya "
Gumam Bila. Fizan menyantap bekalnya dengan lahap. Tak lama mereka sampai di sekolah.Setelah memastikan keduanya telah memasuki kelas ia pu menghubungi seseorang.
" Halo mbak, gimana keadaan Akmal?"
" Akmal sudah di tangani dokter kok Bu, Akmal mengalami demam tinggi tapi sudah di kasih obat penurun panas "
" Ya sudah kalau gitu. Apa Diana tak tahu? "" Ibu Diana tau. Tapi katanya beliau sibuk "
Mendengar itu membuat Bila geram. Ia pun kemudian memutuskan panggilannya secara sepihak. Ia langsung menghubungi Diana. Sudah dua kali Bila menghubunginya tapi tak satupun di jawab padahal panggilan teleponnya itu tersambung.Ketika sudah ke lima kalinya barulah Diana menerima panggilan telepon darinya.
" Ada apa? Aku lagi sibuk meeting "
" Diana!!! bahkan anakmu masuk rumah sakitpun kau dengan entengnya mengikuti meeting "
" Aku kerja juga buat dia "
" Tapi Akmal butuh lo Di "
" Ada Farah kan? Dia bisa mengahdle semuanya. Lagipula Akmal itu harus bisa mandiri "" Kurang mandiri apa sih Di Akmal, dia butuh kamu Di "
" Sudahlah Bil. Aku sibuk "
" Tap.... "
Tut... Tut....Tut.... Panggilan terputus secara sepihak. Bila menghembuskan nafasnya kasar. Bila kemudian kembali menelepon seseorang. Tak lama telepon itu tersambung.
" Waaiakumsalam mas, Akmal demam tinggi mas dia di rawat di rumah sakit. Aku lagi nunggu Raisya sama Fizan. Kamu bisa datang kesana tidak? "" Iya nanti aku bakal cek dia kok. Kamu yang tenang ya "
Bila pun memutuskan panggilannya. Ia hanya tak mau Akmal merasa sendirian. Akmal harus cepat sembuh. Akmal tak boleh putus asa dan merasa sendiri. Karena kesehatan mentalnya sangatlah memengaruhi kesehatannya sekarang ini. Bila melakukan segala upaya untuk membuat anak itu merasa nyaman dan aman. Yah hanya dia yang bisa menyembuhkan semua luka Akmal. Walaupun tak bisa menyembuhkan nya total paling tidak mental anak itu tak terluka parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dengarkan aku
Teen Fictionkisah ini terinspirasi dari seseorang. seorang laki laki yang memiliki peran kuat. ia mampu menjadi seorang kakak yang perhatian, seorang ayah yang tegas, seorang ibu yang lembut bahkan ia bisa jadi seorang sahabat sejati untuk adek kecilnya. " kena...