Pagi yang gelap, menyelimuti awan.
Semilir angin dingin menyentuh tubuhku
Alunan rintik air terdengar sangat merdu
Membasuhi daun-daun dan kelopak kekeringan
Inilah air mata tuhan, yang aku anggap sebuah kerinduan.
Dari aku untuk dia yang lama tak kunjung bertemu
Imajinasi tak kala sirna, sembari membayangkan aku bermain hujan denganmu...
Menciptakan wewangian cinta, sembari menari dan berkata " Terimakasih Hujan"
Kegembiraan itu terlintas didalam imajinasiku, aku tersenyum kala itu.
Itulah akhir dari musim ketika panasnya hasrat cinta yang menyerata
Hujan di kala oktober,
meneteskan sebuah air mata kehangatan tentang kerinduan.
Dari mata yang berkaca - kaca, mengalir diantara jendela wajah.
Jiwa yang tak kunjung bahagia secara perlahan semakin deras
Mencoba terang menggugah para kelopak mata untuk membuka
Lisan tak kuasa menjamah kembali perasaanku
Kering basah itu masih ada dalam buku diaryku
Kini hantaran hujan itu kembali menggamit rindu yang terlalu lara dihatiku...
Semua itu tak cukup bagiku ketika hanya sebuah imajinasi palsu
Karena keberuntungan mungkin saja akan meneranginya
Rasa khawatir pasti akan melengkapi
Semestinya aku hanya perlu berusaha
tanpa kata tapi dan keinginan
Untuk menepi...
Banjarmasin, 19 Oktober 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Kalbu
PoetrySebuah karya puisi yang berisi tentang keresahan, aku kamu dan umat manusia. ___________________________________________ Aksara Kalbu @masky dilarang copy|paste karya.