Sum Kuning Menggugat!

5 2 0
                                    

Aku hanya gadis penjual telur,
Hidupku tak begitu makmur.
Aku tidak boleh hancur,
Apalagi memilih untuk kufur.

Menderas kaidah dendam,
Hidup jauh dari kata suram.
Tidak ada percikan kelam,
Hilang renungan malam.

Tetapi semuanya hilang,
Harapanku tak lagi berdendang.
Ketika aku pulang berdagang,
Kala senja menyinari ilalang.

Jogja perlahan terang-benderang,
Jalan kian sunyi tak ada bus datang.
Terlihat habis semua pedagang,
Dan aku harus cepat pulang.

Ku susuri jalan patuk sendirian.
Aku sangat senang, hasil jualan
Habis tidak ada sisa...
Aku berharap ada tumpangan.

Tibalah jiwa berucap berhati-hati,
Ketika melintasi asrama polisi.
Benar saja ada mobil berhenti,
Tidak ada penawaran dari hati.

Hanya ada pemaksaan diri.
Menarik saya hingga tak berbunyi,
Saya di ancam menggunakan belati.
Rasa takut, mempertahankan harga diri.

Bumijo tak lagi terang kini telah gelap.
Itu pemandangan saya sebelum terlelap.
Ucapku kenapa harus saya yang dibius?
Mengapa uang hasil kerja saya di ambil?

Padahal kalian menggunakan mobil,
Sungguh bejad dan tidak adil.
alat vital Saya di sekap dan di ikat
Aku katakan kalian bangsat!

Benar-benar anjing!
Dan saya akan mencatat,
Bahwa saya akan mengutuk.
Yang telah merusak kesucianku.

Sekumpulan anjing yang tak beradab,
Memperkosa ku dengan beramai-ramai.
Kemudian membuang Saya di tepi jalan.
Akan aku ingat wajah kalian !

Ingat kebenaran akan menemukan,
Dan kebenaran akan menjadi peluru
Ia akan membunuhmu...
Terus bersuara menuntut keadilan.

Suara lantang tidak akan takut,
Meski melawan anak petinggi negara!
Kami akan terus hidup !
Sebelum kau benar-benar redup!

Keadilan akan menyala,
Membara sampai ke ujung cakrawala.
Saya sumaridjem akan terus menggugat!
Sampai kalian bertemu dengan ajalnya...

Banjarmasin, 8 februari 2024.

Aksara KalbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang