13

679 62 0
                                        

Ke esokan harinya, mata Minho terus mencuri pandang ke arah rumah sebrang yang tampak sepi tak berpenghuni.

" Puppy tetangga, kira-kira udah sembuh belum ya? Rumahnya sepi banget lagi! Apa Seungmin udah berangkat kekampus? Tapi gua ga denger si Han nyamper dia. Apa jangan-jangan dia sama si bulet? Tapi gua juga ga lihat ada mobil kinclong masuk komplek. Mobil tante juga udah ga ada di teras, tandanya tante udah berangkat kerja. Si Seungmin hapenya ga aktip lagi dari semalem! Hadeeh!! Gua harus tanya sama siapa kalau begini!" Minho misuh-misuh.

" Kok lu belum berangkat Ho?" Tanya Minhyuk heran. Pasalnya sudah 30 menit Minho berdiri diam di sana memandangi teras sebrang.

" Ini mau berangkat."

" Dari tadi baru mau? Gua pikir lu udah ampe kampus, Ho."

" Eh bang! Lu tahu --- update kabar dari Seungmin ga?"

" Ngapain lu nanyain kabar calon bini gua? Salah bantal lu? Biasanya juga cuek-cuek aja!" Lirik Minhyuk sinis.

" Hanjer! Calon bini! Halu lu ketinggian!" Ketus Minho.

" Dih, biyarin!"

" Bang, jawab ellah! Seungmin kabarnya gimana? Udah sembuh belum?"

" Tanya aja sendiri sama orangnya! Ngapain tanya sama gua. Denger ya! Mulai saat ini, kita berdua adalah rival! Jadi sesama pesaing di larang membocorkan informasi penting. Ngerti lu! Bye!" Minhyuk pun menarik kencang gas motornya dan berlalu dari hadapan Minho.

" Gila! Bang Minhyuk, bener-bener ngibarin bendera perang buat gua. Ini kalau si Seungmin tahu, pasti kesenengan tuh bocah. Berasa jadi orang cantik di rebutin dua arjuna. Padahal mah boro-boro cantik, bar-bar sih iya tuh bocah!" Oceh Minho sendirian.

" Udah ah! Gua berangkat aja. Siapa tahu mahluknya udah standby di kampus."

Minho pun memasang helm kebanggaannya dan melaju membelah jalanan ibu kota yang padat.

Di kampus, Minho berlarian di koridor kampus untuk mengecek setiap tempat guna memastikan keberadaan sang sosok manis, namun hasilnya nihil.

" Si Changbin ada di lapangan basket --- dan di sana ga ada tanda-tanda peliharaan tetangga gua yang nyasar! Aman! Tinggal satu tempat yang belum gua datangi, kantin! Lets go!"

Minho sudah mengambil ancang-ancang saat sosok cantik pujaan hatinya menghentikan langkah kaki si tampan.

" Sayang --- kamu kemana aja sih? Dari kemarin aku telponin hape kamu sibuk terus. Ngaku! Habis telponan sama siapa?" Felix merangkul lengan Minho erat sambil bersandar manja pada bahu sang empu.

" Ga kok, ga telpon siapa-siapa."

" Bohong!" Tunjuk Felix tajam.

" Beneran --- aku ga telpon siapa-siapa. Jangan marah dong cantik." Bujuk Minho.

" Terus, kenapa kemarin kamu pulang duluan ga kasih kabar ke aku? Hayoo! Kamu pasti selingkuh ya di belakang aku!"

" Mana mungkin aku selingkuh. Kamu itu wanita paling sempurna dalam hidup aku, Felix. Ga ada lagi mahluk bumi yang lebih indah dari kamu." Pujian Minho seketika membuat Felix meleleh tak tersisa.

" Umm... Kamu bisa aja deh."

" Udah ga marah kan sama aku?"

" Iya aku ga marah."

" Kalau gitu, senyum dong sayang. Aku butuh senyuman indah kamu untuk mengawali pagiku yang cerah ini." Minho mencubit pelan pipi Felix.

" Ih --- sayang --- jangan gitu ahh... Malu..." Felix jadi salah tingkah.

[ GS ] Ignore Cat & Fluffy PuppyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang