18

715 57 2
                                    

Melalui perdebatan panjang akhirnya Seungmin dan Minhyuk berhasil membawa kembali pangeran kucing yang sempat tersesat.

Jam menunjukan pukul 04.45 dini hari. Minho sudah bersiap dengan jaket tebal dan ransel besar di punggungnya. Minho menaiki motornya namun sepasang tangan tiba-tiba melingkar di pinggang sang empu hingga membuat Minho terkejut.

" HANJER!! SEUNGMIN!! KAGET GUA!! GUA PIKIR LU SETAN!" Teriak Minho histeris.

" Enak aja! Lu ga bisa bedain apa, antara setan sama bidadari?" Seungmin memukul kencang punggung sang empu.

" Ya maaf ---- lagian, lu ngapain sih? Pagi-pagi udah nangkring aja di jok motor gua? Awas! Gua mau berangkat!" Usir Minho seraya menguncangkan punggungnya yang menjadi sandaran nyaman bagi mahluk di belakangnya.

" Ga mau!"

" Seungmin!"

" Anterin gua kekampus!" Rengek Seungmin.

" Mau ngapain lu di kampus?! Ini masih jam lima kurang, mau uji nyali lu di sono? Turun ga?!" Bukannya mengendur, ikatan tangan Seungmin malah semakin mengerat.

" Ho --- kalau lu begini karena omongan gua tempo hari, gua minta maaf. Gua ga ada maksud apa-apa." Suara Seungmin gemetar. Rintikan kesedihan pun mulai mengalir di pipi putihnya.

" Ngapain lu minta maaf? Ini semua bukan salah lu. Mungkin udah saatnya gua berubah, sudah saatnya gua belajar untuk lebih bertanggung jawab."

" Gua emang bilang, kalau gua suka cowok yang mau bekerja keras untuk membahagiakan gua dan keluarganya. Tapi gua ga suka kalau hal itu justru membuat dia terbebani dan mengabaikan tanggung jawab yang lebih penting terhadap dirinya sendiri. Lu boleh kerja, lu boleh lakuin apapun yang lu mau, tapi tolong ---- jangan berhenti kuliah, Ho! Nyokap bokap lu pasti sedih banget kalau anak mereka ga bisa meraih pendidikannya. Dan lu juga harus mikirin, gimana susahnya bokap nyokap lu berjuang selama ini demi lu supaya lu bisa kuliah?! Lu seharusnya menghargai semua itu. Ho --- jangan berhenti kuliah --- jangan ngorbanin mimpi kedua orang tua lu cuma untuk obsesi lu." Seungmin menumpahkan semua keluh kesah hatinya di punggung nyaman tersebut.

" Udah ceramahnya? Turun gih!" Minho tetap dingin.

Melihat reaksi sang empu, Seungmin pun turun dan berdiri di samping Minho dengan wajah masam.

" Lu dengerin gua ga sih?! Gua udah ampe mewek-mewek gini juga."

" Ya siapa yang nyuruh lu nangis? Ga nangis aja jelek apa lagi nangis." Kekeh Minho.

" Ihh!! Bodo amat! Gua ga mau lagi ngomong sama lu!" Seungmin menghentakan kakinya kesal dan melangkah pergi. Dengan cepat Minho menahan tangan Seungmin dan menarik sang empu kedalam pelukannya.

" Iih --- lepas! Gua mau pergi!" Ronta Seungmin.

Minho membenamkan wajahnya dalam bahu Seungmin, hembusan nafas Minho terdengar lelah dan risau.

" Jangan pergi Min! Kalau lu ga ada --- gua ga tahu harus gimana? Gua udah ngajuin perubahan jadwal ke kampus, gua bakal ambil kelas karyawan. Gua juga udah ngomong sama ortu dan mereka setuju. Jadi gua bisa tetap kerja dan juga kuliah, cuma satu yang bikin gua takut Min ----"

" Takut? Apa yang bikin lu takut? Bilang sama gua! Sebisa mungkin, gua akan bantu lu."

" Gua takut kesibukan gua itu, bikin gua semakin jauh dari lu! Gua takut, kalau nantinya lu berpaling sama orang lain. Gua takut, kalau gua ga bisa lagi jadi orang yang pertama memeluk lu saat lu takut, saat lu sakit. Banyak banget yang gua takutin Min, karena itu hati gua selalu bimbang, hati gua resah. Lu mau kan janji satu hal sama gua Min?"

[ GS ] Ignore Cat & Fluffy PuppyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang