kita terjeda di akhir kisah

9 0 0
                                    

Mungkin sekarang persimpangan itu benar-benar nyata. Mungkin yang aku dan kamu takutkan itu akan segera terjadi, entah aku pun tak tahu kisah ini endingnya akan seperti apa.

Semua sikap kamu ke aku membuat isi kepala ingin terus memikirkan hal-hal yang tak ingin aku pikirkan sebelumnya. Kisah yang sudah berlalu saja sudah membuatmu patah begitu parah bukan? Aku yang di hakimi, aku juga yang harus menanggung pertanyaan kenapa aku yang selalu paling di salahkan. Kamu menghilang, mencoba menghindar dari pertanyaan-pertanyaan itu. Maksudku bukan aku menyudutkan mu. Aku hanya ingin kamu bahagia dengan pilihan mu sendiri, dan aku ingin selalu melihatmu tetap haha-hihi. Tapi kita tetap akan selalu sama-sama kan? Aku tunggu, aku akan selalu menunggu jawaban atas apa yang telah kau ucapkan; "aku butuh waktu".  Entah itu kabar baik ataupun buruk, aku akan selalu berpikir bahwa kita akan selesai, bukan karena tak mau sama-sama, tapi karena jika kamu memutuskan untuk selesai sampai sini saja, aku tidak kaget lagi. Jujur saja, aku selalu ingin tetap bersama mu, tapi aku tak mau menghukum semesta atas apa yang telah ia pilih untuk kita.


****

Semua yang aku tulis ialah tentang mu. Caramu yang membuatku berada pada titik sekarang ini. Kamu berhasil membuat aku merasa tidak pantas bahwa sekarang aku masih bersamamu. Aku hanya bisa mengukir kenang lewat tulisan-tulisan ini. Tapi kamu, berhasil membuatku menjadi sekarang ini, entah itu sadar diri, atau merasa tidak layak lagi.

Aku suka alam, aku suka berdiam diri di tengah sunyi nya hening sepi, karena isinya hanya ada aku, dan bayang-bayang mu yang menjelma menjadi kupu-kupu. Aku merasa damai setelah sapaan mu lewat angin yang menusuk sendi-sendi urat nadi, seperti ada kamu di sisi. Aku berbicara dengan dahan-dahan yang kering, nampak seperti pria yang tak waras lagi, mungkin orang-orang tertawa melihatku, dan aku bahagia melakukan itu.

Kita, terjeda di tengah-tengah pertanyaan; ini akhir kisah? Atau kita yang sama-sama mempersulit semesta untuk memperlambat jalan takdirnya untuk kita. Ahhhhh, sebenarnya ini bukan yang pertama kali kan? Ini sudah menjadi hal yang sudah tak asing lagi bagi kita yang ujung-ujungnya kau dan aku sama-sama membutuhkan rumah. Tapi sekarang kita hampir selesai kan? Cuman kita saling menunggu siapa yang bicara duluan. Kita terjeda di akhir kisah, yang sama-sama belum siap untuk menerima kepayahan yang entah sampai kapan akan sembuh, atau ujung-ujungnya kita sama-sama melanjutkan kisah yang tak tau akan sampai mana lagi. Tapi aku jujur, kalo nggak sama kamu aku gimana? Mungkin kamu tetap di kesalkan oleh tugas mu yang super numpuk itu. Tidak seperti aku, aku hanya menjalani waktu untuk bekerja, pulang lalu tidur untuk memulai hari esok yang gak tau bakal nguras energi seberapa besar lagi.

Jujur, ini lelah, tapi kalo sama kamu lelah ini tak berasa.

Lara Derana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang