manusia banyak lukanya

15 0 0
                                    

Yang aku tahu manusia tidak pernah lepas dari yang namanya masalah.

Yap, pada dasarnya bumi ini ialah bagian dari masalah, semuanya, tergantung kita yang menjalaninya. Kita semua tahu kok, kalau setiap manusia pasti mempunyai fase nya masing-masing kan? Semuanya nggak harus sama, dan yang pasti akan berbeda.

Tapi luka? Setiap manusia pasti selalu berada di fase-nya. Seperti teman-teman saya, juga termasuk aku, yang selalu mempertanyakan kenapa hidup bisa sekeras dan semelelahkan ini. Mempertanyakan apa itu arti dari hidup yang sedang kita jalani.

"memangnya takaran sukses itu seperti apa sih?" muncul pertanyaan di dalam pikiran yang kini menunggu di halte pertanyaan yang tak tahu kapan jawaban itu akan datang. Sedangkan aku sibuk menangisi dan mengasihani diri yang tak tahu kapan jiwa ini akan tenang.

Namun sekarang, kita hanyalah seperti layangan yang putus, terbawa angin, entah, sampai mana kita akan berlabuh selanjutnya. Pasrah, sampai kemana jiwa ini dibawa oleh arusnya. Luka yang semestinya sembuh dan hilang di terjang oleh air mata, kini bertambah oleh segala pertanyaan di diri yang semakin memaksa untuk dewasa. Sadis? Miris? Atau tragis?. Entahlah kawan, sampai kapan pun ini akan menjadi saksi di atas langit yang mendung, hingga nanti kita akan mengingatnya lagi bersamaan dengan turunnya hujan.

Nggak, kamu gak sendiri. Entah perempuan atau lelaki. Entah yang sibuk memperbaiki diri atau sedang menyembuhkan hati. Segala kecemasan itu tidak akan terjadi, segala ketakutan itu ialah halusinasi diri. Pada akhirnya takdir akan melukiskan ceritanya di setiap hati seorang manusia. Memberikan pelajaran, memberikan peringatan, memberikan jeda, untuk kita. Dan pada akhirnya kita akan berkata "semuanya tak terasa, semuanya tak seperti yang kita kira".

"Tapi kok saya ngerasa gak adil sama hidup ya" ucap seorang teman di kolom chat tengah malam. Yang kebanyakan orang bilang  jam-jam overthinking katanya. Haha.

"Hidup bukan soal adil atau tidak adil. Takaran tuhan memberikan proses dalam hidup seorang hamba pasti berbeda dan pastinya sesuai dengan kekuatan dalam diri kita, dan percayalah, semuanya sudah terlukiskan di semesta". Begitu kata mereka, dan saya cukup mengerti apa arti dalam kata-kata itu sob.

Ya, begitulah kira-kira. Kita hanya sedang bergelut dengan luka-luka yang kita sebut petaka itu. Aku juga tidak tahu dan tidak ingin tahu apa yang akan terjadi di depan. Semuanya sudah di pasrahkan, semuanya sudah di do'akan. Kita manusia banyak lukanya, kita remaja yang banyak ego-nya. Sudahi perih itu, sudahi tangis itu. Saatnya kita beranjak dari tempat peristirahatan, dari jeda, dari tenggat waktu yang menyita pikiran hinga menelan luka. Kita harus kembali bergegas melangkah walaupun harus kembali terbiasa berpura-pura tertawa, walaupun harus terbiasa untuk terlihat baik-baik saja.

Lara Derana (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang