Lara Derana (SELESAI)

seperti kita dulu

Aku kadang sering tertawa sendiri ketika aku inget ternyata dulu kita sampai se-bucin itu. Sebelum aku mengerti kalo menjalani hubungan itu bukan cuman tentang mengabari. Eh, tapi, itu dulu. Aku gak akan nanya kenapa kamu sekarang berbeda, toh manusia punya caranya masing-masing untuk berubah, untuk mengupgrade diri ke versi yang lebih baik, akupun juga begitu. Walaupun harus orang terdekat atau orang tersayang yang harus menjadi korban atas hal itu, aku menerimanya dengan lapang dada. Karena sekarang aku sadar menyayangi bukan berarti harus sama-sama, bisa juga mengikhlaskan dengan persepsi "yang penting kamu bahagia."

*****

Aku sayang kamu. Tapi sekarang sayang aku ke kamu berbeda dengan waktu-waktu dulu. Sayang aku sekarang bukan lagi ego yang ngatur, bukan lagi mengharap kamu harus nge-treat aku, atau kamu harus ngasih feedback ke aku. sayang aku sekarang ngebebasin kamu, ngasih kamu ruang dan waktu untuk menyukai hal-hal yang nggak pernah kamu temui di hidup kamu yang dulu.

Malam tadi aku tidur dengan tidak sengaja. Dulu sebelum tidur, kita selalu bertukar cerita, sering banget kamu cerita tentang capeknya hari itu ke aku, dan aku seneng sama hal itu. Kita habisin waktu malam buat cerita, setelah itu kamu selalu pamit duluan buat tidur karena aku enggak suka kamu begadang. Tapi sekarang aku sendirian, dan malam itu kamu mampir di mimpi aku sebagai orang asing. Kamu menjelma menjadi kupu-kupu yang terbang menghinggapi bunga-bunga yang sedang mekar, kamu sendirian, tapi kayanya kamu senang ngelakuin itu. Aku cuman ngeliat kamu dari kejauhan, memandang dan kagum sama sayap kamu yang penuh warna. Di dalam mimpi itu aku sendirian di tepian danau, melihat kamu mengepakan sayap indah itu. Tapi lama-kelamaan kamu menghilang setelah kamu melihat ada taman bunga yang lebih indah di sana, lalu pandanganku tiba-tiba buram semenjak kamu pergi dari pandanganku, menjauh, lalu aku sendirian lagi. Kabut sudah mulai turun, hari sudah mulai gelap, kamu sudah pergi entah kemana. Lalu pada saat itu pandanganku kabur, memudar dan perlahan menjadi gelap. Tak menunggu beberapa lama, aku bangun dari mimpi itu, aku sedikit melamun dan bengong kenapa tadi kamu hadir di mimpi aku setelah aku berusaha buat ngelupain kamu. Tapi setelahnya, aku siap-siap untuk berangkat kerja, dan ternyata aku masih baik-baik saja, walaupun semalam kamu datang tanpa permisi kemudian pergi tanpa memberikan pesan sedikitpun buat aku. Kamu licik, tapi aku suka itu, setidaknya dengan hadirnya kamu di mimpi aku udah ngebuktiin bahwa kamu baik-baik saja, kan, tanpa aku.

"Sama kamu sakit, tapi jika enggak sama kamu jauh lebih sakit." Kamu jangan egois ya, yang ingin bahagia dan pikirannya tenang bukan cuman kamu aja. Aku gamau kesakitan ini terus menghantui aku sebagai rasa bersalah dengan apa yang dulu aku lakuin ke kamu. Kalaupun itu karma, aku akan mempersilahkannya datang, dan aku dengan lapang dada menerimanya. Tapi jika ini sudah harus berakhir dengan seharusnya, dan ternyata kamu baik-baik saja setelah aku tidak lagi ada di kehidupanmu, di cerita panjangmu, aku turut bahagia ya. Tapi izinin kali ini aku menemukan bahagiaku sendiri, sama halnya kamu ngabisin waktu kamu tanpa ada sedikit meluangkan waktu buat aku hanya untuk sekadar menanyakan "bagaimana harimu."

kali ini aku yang mengalah, walaupun sekarang aku yang menanggung semua sakitnya. Mungkin sembuh nya akan sangat lama. Tapi sekarang aku tidak akan melibatkan siapapun di hidupku yang rumit seperti ini, biarkan aku menikmati kesendirian, kesepian, kesakitan tanpa adanya yang menjadi pundak buat aku. Aku cuman mau nunjukin bahwa memang nanti waktu yang akan menjawab semuanya. Aku enggak pergi, aku cuman pamit dari kehidupanmu, tapi kamu tidak pernah akan pergi dari hati, kehidupan, dan pikiranku. Tetap bahagia ya, biar aku juga senang, dan tenang ngeliat kamu tanpa aku.

Kali ini kita kerja sama lagi, ya.
Kerja sama buat diri kita sama-sama bahagia. Walaupun sekarang kita enggak sama-sama lagi ngelakuinnya.