Niall PoV
-Hospital-
"shit." umpatku sambil mengambil semua barang yang berserakan di lantai. Aku menatap seseorang yang menabrakku dengan sinis.
Perempuan ini benar-benar ingin ku telan.
Setelah bertatapan muka denganku dia melenggang pergi sambil membawa tongkatnya, Mataku memanas menatapnya "Hi!" bentakku. Dia berhenti sebentar, Dan tidak sedikitpun berbalik badan
Aku berjalan kearahnya, Lalu berdiri di depannya.
Wanita ini terlihat pucat seperti ingin mati beberapa detik lagi. Bibirnya pucat,Badannya kurus. Mana bisa aku menceramahinya jika begini
Wanita itu mengambil nafas lalu merapikan tongkat yang membantunya berjalan "-Apa?" tanyanya. Suaranya seperti sebuah lirihan tapi sepertinya wanita ini sangat angkuh
Aku menatapnya sinis "Apa kau tidak bisa mengucap kata maaf?" tanyaku lalu menyipitkan mata.
"Sorry,Horan" Dia mencoba pergi.
Aku menarik tangannya,
Dia berbalik, menatapku seperti menantang "apa lagi?" garangnya
"dari mana kau tau namaku?"
Wanita itu terkekeh seperti mengejek "Siapa yang tidak tau Niall Horan," jawabnya sinis
Aku tersenyum masam lalu membiarkannya pergi dengan angkuh.
--------------
"Hello Mrs. Horan," aku membuka pintu kamar rawat Anna. Dia sedang tertidur pulas disana,
Aku tersenyum menatapnya lalu menarik kursi dan duduk tepat disamping ranjangnya
Aku mengelus pipinya, "i know how precious you are in my life" bisikku
Lama aku menatapnya, menatap Anna yang sepertinya tertidur dengan pulas. dia tidur sambil tersenyum dan itu sangat indah.
beberapa saat kemudian perasaan ini menjadi acak-acakan, Ntah mengapa aku berubah menjadi tidak senang melihat Anna terbaring tanpa membuka matanya seperti ini. Aku kembali menyentuh tangannya dan membisikkan namanya, dan mengapa dia tidak mau membuka matanya? Apa yang salah?
Aku mohon An jangan ulang kejadian kemarin itu untuk yang kedua kalinya.
------------------------
"Dia benar-benar butuh donor ginjal secepatnya, Mr.Horan" suara Dokter paruh baya itu menyeruak kedalam telinga Niall membuat hatinya seperti dihujam bom yang siap meledak
Dokter itu berdehem, lalu melanjutkan kata-katanya "golongan darahnya AB positif," kata-kata itu kembali membuat Niall semakin sesak. Dia menatap dokter itu dengan nanar
"apa tidak ada donor untuk Anna di rumah sakit ini?" suaranya serak, Niall mengerjap menunggu jawaban dari dokter itu
Dokter itu menggeleng lemah "Anna juga hanya bisa dibantu dengan pendonor berdarah AB positif, Mr.Horan" jawabnya.
Niall berangsut keluar, menarik rambutnya pelan. Frustasi.
Jika darahnya AB positif dia pasti akan memberikan ginjalnya dengan segera, Tapi apadaya ia bergolongan A....
Pikirannya melayang ntah kemana. Teringat pada Harry, Louis, Zayn dan Liam. Niall bergumam mencoba mengingat-ingat golongan dari mereka semua,
"Liam" desisnya,
Namun pemikiran bodoh itu hilang satu detik kemudian. Liam punya catatan tentang ginjal dulu dan tidak mungkin ia meminta ginjal itu pada Liam, Tidak manusiawi bukan?
Pikiran Niall mencoba untuk lebih menerawang lagi, Tapi sia-sia siapa yang bergolongan darah AB positif? Dan siapa juga yang mau sukarela memberikan ginjalnya pada orang lain biarpun hanya satu?
Dia mengerang kemudian menatap lantai dingin rumah sakit dengan pilu.
Harapan ku pupus sudah, Anna.
----------------------
Niall PoV
"Hi niall," Pagi ini aku sudah menginjakkan kaki di flat Liam. Dia sedang membuat secangkir teh ntah untuk siapa
Kemudian aku berangsut duduk di sofa diruang tengah, Setelahnya aku merasa Liam duduk disampingku "mana barang-barangmu?" tanyanya lalu melihat kiri dan kanan
Aku masih menerawang ntah kemana-mana dan sama sekali tidak memperdulikannya
"jadwal liburankan masih ada 3 hari lagi," ucap Liam enteng lalu menyesat teh hangat nya
Aku mengangguk lemah lalu menekuk kepala "aku mohon bantuan mu" desisku. Seketika Liam tampak tersedak teh hangatnya lalu menatapku penuh tanya
Dia melihatku bingung "Apa yang bisa ku bantu untukmu?" tanyanya
Aku menelan ludah dengan susah payah. Tenggorokan ini terasa tercekat "golongan darahmu AB+ kan?" tanyaku parau
Liam mengangguk enteng. Tidak ada firasat buruk dalam benaknya, Ia kembali meminum teh nya.
"dan aku mohon-" Jeda "aku mohon, aku ingin ginjalmu" Seketika Liam terbatuk dengan keras, Untung teh yang ia minum tak tumpah membasahi bajunya
Liam menatapku semakin bingung.
Liam PoV
Aku menatap Niall dengan tatapan aneh. Dia tidak mungkin mabuk. Dan aku bisa lihat keseriusan dari mata birunya
"aku mohon," ucapnya lagi
"kau tidak mabuk bukan?" kini suaraku lah yang terdengar parau
Niall menggeleng kuat "tidak" jawabnya
Aku mengusap leher belakangku masih menatap Niall dengan aneh
"ta- tapi untuk apa?" aku menatap Niall dengan iba, Dia seperti sedang menyimpan beban berat. Rambutnya kusut, mukanya juga pucat
Niall menarik rambutnya "maafkan aku sebelum ini tidak pernah bercerita padamu," Niall mulai angkat bicara dan aku berusaha mencerna kata-katanya
"Aku sudah mencintai seorang wanita, yang dibilang Harry benar, akhir-akhir kemarin sebelum Uncle Si memberi jadwal free aku memang tengah menyukai seseorang, Namanya Anna. Sewaktu dia Dublin aku bertemu dia dan aku memutuskan untuk membawanya ke Mulinggar. Semuanya berjalan mulus Li, sampai ketika aku tau jika dia memiliki penyakit. Ginjal. Sekarang Anna sedang kritis menanti pendonor itu di rumah sakit. Dia bergolongan AB+ sama sepertimu," aku mengerjap dan tiba-tiba hatiku terasa sesak. Niall menangis. Ya tuhan dia tidak boleh menangis!
"Hello!" Tiba-tiba sebuah suara berat memecahkan keheningan diruangan ini.
Niall mengusap air matanya dan menatap ke pintu sama sepertiku.
YOU ARE READING
Catching Feelings (Niall Horan Fan Fiction)
FanfictionNandos. Starbucks. They met with an accident. Ireland. They met again in there, it's ironic. His blue eyes met green eyes woman named Annabellia Grace. He could feel his heart had taken a woman who has the most beautiful smile. Anna. Sampai suatu...