Chapter 20 : Anne?

276 5 2
                                    

"maaf, maafkan aku" Niall melepaskan pelukannya dari Jeanne dengan cepat, lalu mengusap air matanya yang hampir mengering. Mereka masih setia terduduk di makam itu.

Jeanne tersenyum lembut lalu meletakkan tangkai mawar putih yang ia bawakan "untukmu, An" katanya.

Niall ikut tersenyum lalu berdiri tegak, "mau ikut aku?" Niall bertanya tiba-tiba, membuat Jeanne terkesiap.

"kemana?" tanya Jeanne sekenanya,

"ntahlah, paling hanya mengitari daerah ini," Jeda. "aku bawa mobil," sambungnya

Jeanne mengiyakan lalu mengikuti langkah Niall dari belakang, sampai di mobil Niall membukakan pintu mobil dengan amat sopan untuk Jeanne.

Beberapa menit di perjalanan masih tiada satupun kata-kata yang meluncur dari mulut Jeanne maupun Niall. Hening. Awkward.

Niall sibuk dalam pikirannya yang melayang ntah kemana-mana tapi masih juga fokus menatap jalanan yang ada didepannya, tanpa sedikitpun menyadari bahwa Jeanne sedari tadi mencuri pandang kearahnya. "mau kemana kita?" akhirnya gadis itu angkat bicara.

Niall menatap bingung "ntahlah, mungkin aku akan memberhentikan mobil ini di danau yang ada di persimpangan sana"

Jeanne tersenyum senang "kau sering kesana?" tanyanya

Niall menggeleng "dulu." Jawabnya enteng

"oh"

Beberapa menit kemudian Niall merapatkan mobil di samping pohon besar kemudian keluar dari ranger rover-nya diikuti dengan Jeanne.

Dia terduduk di rerumputan yang langsung menghadap kedanau, Jeanne ikut duduk disampingnya lalu melempar batu kecil kearah danau. "siapa yang menyuruhmu melempar batu itu?" suara Niall terdengar parau, Ia melihat Jeanne lekat.

"tidak ada, memang kenapa?" tanya Jeanne acuh tak acuh.

Niall memutar bola matanya geram. "kau tidak boleh begitu, melempar batu seenaknya." Sergah Niall lalu mengambil batu kecil yang kini ada di tangan gadis yang ada disampingnya.

Jeanne menatap Niall garang "berikan batunya!"

"tidak akan." Balas Niall singkat.

Jeanne kembali mencari batu kecil yang ada disampingnya tapi Niall sudah lebih dulu menghalang "kau kenapa, Niall?" tanya Jeanne bingung.

"kan aku sudah bilang, jangan lempar batunya. Idiot"

Idiot? Idiot? Ha? Dibilang aku Idiot?

Jeanne mengacak rambut Niall dengan kasar lalu mengambil kerikil di sampingnya seraya melemparnya "go to Hell, Horan!" teriaknya.

Setelahnya, Niall menatap kosong kearah samping tanpa memperdulikan Jeanne.

"jangan banyak bermenung" kali ini Jeanne mulai bicara, sedikit basa-basi.

Niall masih diam pada tempatnya "Danau ini bagus bukan?" lagi.

Niall Diam. "Horan, what do u think?"

Jeanne menghela nafas frustasi seraya melempar batu(lagi)

"jangan lempar batunya, Anne!" Niall akhirnya buka mulut sambil menatap gadis disampingnya geram. Anne?.

Jeanne terdiam menatap Niall ragu-ragu. "Anne?" seketika gadis itu tergelak nyaring yang makin membuat Niall geram.

"memang kenapa jika aku memanggilmu seperti itu?" tanyanya acuh tak acuh.

"nothing. its so weird" gelaknya terhenti. "itu mirip dengan nama Anna."

Hening.

Niall mengangguk lalu tersenyum, "Anna dan Anne..haha"

"what?"

"nope, its just same and funny"

"funny?"

"yeah. r you twin?"

"no!"

"oh ok JK." Niall menjitak kepala Jeanne pelan lalu kembali tertawa. Aneh.

Catching Feelings (Niall Horan Fan Fiction)Where stories live. Discover now