1st Page

3.3K 370 79
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Kafka: My Little Bunny, kamu berangkat bareng Ardan, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kafka: My Little Bunny, kamu berangkat bareng Ardan, ya. He's on his way to your table.

Pukul lima sore, pesan itu muncul pada notifikasi ponsel Ata. Ketika komputernya masih menyala dan mejanya penuh dengan kertas-kertas bertanda tinta merah. Yang berarti pekerjaannya belum selesai dan tidak mungkin Ata bisa pergi sebelum semua corat-coret dari leader team-nya ia perbaiki. Namun, menghindari Kafka yang kemungkinan akan pundung, Ata mengiakan saja. Supaya cepat dan ia bisa kembali bekerja. Lagipula, Ata agak pesimis Ardan bisa turun dari lantai teratas gedung ini dan menjemputnya. Mereka semua sibuk. Mungkin hanya Kafka, yang mentang-mentang sekarang bekerja dengan Ardi—pamannya, sehingga sesekali bisa bersantai.

Semalam, saat meminta Ata tak pulang terlambat, Kafka mengatakan bahwa mereka akan makan malam bersama keluarganya. Ata tak heran mengingat orang tua Kafka begitu rajin mengajak anak-anaknya makan malam bersama. Itu terjadi semenjak Irina menikah. Ketika Winda menyusul, kegiatan itu makin intens saja. Dan yang terpenting—mengutip ucapan Jessy, kehadiran Ata selalu ditunggu-tunggu, sehingga ia hampir tak pernah absen dalam makan malam keluarga Kafka.

"Hello, Everyone."

Ata mendongak dan menoleh ke asal suara. Oh, God.

Ternyata Ata salah sangka. Ardan benar-benar menyusulnya ke lantai tempat Ata bekerja dan membuat siapa pun kaget. Ya, siapa yang tak kaget jika Vice President mereka tiba-tiba turun gunung begini?

Singkatnya, dua tahun yang lalu, Ardan mengundurkan diri dari perusahaan tempatnya bekerja dan bergabung dengan perusahaan keluarga. Zalardi Intercontinental Ventura, perusahaan pembiayaan, yang menjadi pilihannya karena linier dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman laki-laki itu.

"Yuk, Taa."

Ata hampir melongo. Yuk? Yuk, katanya? "Pak, saya—"

"Kerjaanmu belum selesai? Dilanjutin besok aja, ya? Udah ditunggu Om Adhi sama Tante Mara." Ardan menyela sambil bersandar pada kubikalnya.

Ata menggigit bibir seraya beranjak dari duduknya. Ia melirik sekeliling dan merasa semua orang sedang melebarkan telinga, walau tangan serta mata bekerja dengan komputer masing-masing.

Fiance #2 (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang