***
Akhir pekan adalah saat Ata meluangkan waktunya untuk Kafka. Satu tahun belakangan, meluangkan waktu untuk Kafka menjadi hal yang agak membuatnya gentar, sesekali. Pasalnya, itu bukan lagi hanya main dengan Vivi di alun-alun kota atau makan siang bersama dengan keluarga Kafka. Hampir setiap minggu, atau setidak-tidaknya dua minggu sekali, ada saja kegiatan Kafka bersama teman-temannya, yang membuat Ata mau tak mau menemani laki-laki itu.
Ya, awalnya begitu canggung ketika Ata makin menampakkan diri pada lingkar pertemanan Kafka. Namun, ia berkomitmen dengan Kafka dan dirinya sendiri untuk mengenyahkan perasaan itu. Salah satunya dengan membiarkan Kafka mengajaknya ke acara-acara yang mengundang laki-laki itu.
Pada pesta pernikahan anak pejabat yang membuat Ata tampil esktra. Pada kegiatan main golf yang rasanya tidak seperti main secara harfiah, karena mereka bertemu teman-teman Kafka semasa SMA yang punya posisi prestisius, di pemerintahan maupun perusahaan swasta. Pada kegiatan main tenis, yang juga tidak seperti hanya main, karena Kafka bergabung dengan beberapa cucu Sastrawidjaja dan Zalardi. Sebagian dari mereka adalah sosok yang namanya masuk dalam Forbes under 30, sehingga membuat Ata mendadak rajin mengikuti isu ekonomi dan bisnis terkini agar tak tampak bodoh ketika mereka berbicara dengannya. Dan, masih banyak lagi.
Kali ini, akhir pekan Ata diisi dengan kegiatan menemani Kafka ke pesta pertunangan one of eligible bachelor yang bulan lalu menggemparkan pemberitaan.
"Sayang, tolong ambilin undangan di laci dasbor dan keluarin VIP card-nya." Audi yang dikendarai Kafka memasuki kawasan sebuah vila—atau sejenisnya—dan berhenti di depan Lexus yang juga mengantri. Ata tak bisa mendeskripsikan dengan lebih baik. Karena ia masih mengagumi tempat yang kata Kafka adalah milik keluarga Zalardi. Sejujur-jujurnya, Ata baru tahu keluarga Ardan ini punya vila di Bogor dengan pemandangan memanjakan mata.
"Acaranya privat?" tanya Ata sembari mengeluarkan undangan yang baru dilihatnya hari ini dari laci dasbor.
Engagement Party
Mikhaila Caitlyn Zalardi & Arvian Gibran Ariatmodjo
Adalah yang Ata lihat ketika membuka undangan tersebut dan menemukan VIP card yang dilengkapi barcode. Pekan lalu, saat Kafka meminta ditemani ke Bogor, Ata mengiakan saja seperti biasanya. Saat itu, Kafka pun tak membawa undangan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fiance #2 (on hold)
Fiksi PenggemarSetelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Kafka, Ata masih merasa hidup di negeri dongeng yang tak punya jalan keluar. Setelah enam tahun berpacaran, hingga berganti status menjadi tunangan Ata, Kafka masih merasa bermim...