Episode 5: Pra-Bencana

564 82 14
                                    

"Bajingan kampret!"

"Dasar Arsen brengsek!"

"Tai kadal! Upil kodok! Ugh!"

Entah sudah berapa banyak umpatan yang keluar dari mulut Erika Narendra subuh itu. Dia masih mencak-mencak dan menggerutu ketika sampai di mobil Toyota Corolla Cross Hybrid berwarna hitam miliknya di parkiran hotel. Berbanding terbalik dengan mobilnya yang cenderung gagah dan maskulin, Erika justru sudah seperti pasien yang kabur dari rumah sakit jiwa saking berantakkan dan memakai piyama.

Namun, Erika sungguh tidak peduli lagi.

Menaiki mobil dengan emosi yang masih berapi-api, pintu pun ditutup dengan agak keras. Meski mesin sudah dinyalakan, ia tidak langsung menjalankan mobilnya karena kedua tangan Erika terlalu sibuk mencengkeram kemudi mobil untuk menyalurkan emosi. Dia tidak boleh kalut sambil menyetir, itulah pelajaran yang selalu papa dan abangnya tanamkan ketika Erika diajari menyetir dulu. Keselamatan adalah nomor satu.

Namun, pengajaran itu tiba-tiba melayang ketika sayup-sayup, Erika mendengar suara pria memanggilnya dari kejauhan di belakang. Saat melihat spion mobil, emosi Erika langsung naik drastis lagi akibat melihat Arsen yang baru keluar dari pintu hotel berjalan mendekat. Pasti dia dipaksa mengejar oleh Rheysa.

Oh, tidak akan semudah itu, liur lalat!

Sebelum Arsen sempat lebih dekat lagi, Erika pun buru-buru memindahkan tuas mode parkir menjadi mode mengemudi, lantas menginjak pedal gas untuk pergi dari sini. Untung saja parkiran masih sepi, jadi Erika tidak kerepotan menyelip ke sana-ke mari.

Teriakan frustrasi Arsen yang sadar bahwa Erika tidak menggubris tanpa sadar membuat wanita berpiyama kelinci itu menyeringai puas. "Rasain, lo!" ejek Erika seraya keluar dari area hotel dan memasuki jalanan raya yang masih sepi. Nah, kalau begini, kan, kesannya Erika keren sekali bisa mencampakkan laki-laki. Sebagai pelengkap, ia pun meraih kaca mata hitam yang ada di dashboard mobil dan memakainya. Badass!

Untuk menambah aura mantap jiwa miliknya, Erika pun berinisiatif untuk menyalakan musik di speaker mobil. Playlist Erika itu random, tetapi lagunya banyak yang enerjik dan pas untuk membuat wanita merasa hebat. Kapan lagi, kan, dia bisa berlagak bak artis film Hollywood yang menyetir dengan musik keren?

'Alif, ba, ta, tsa, jim, ha, kho....'

Lho? Kok, malah lagu hijaiyyah Upin-Ipin yang berputar? Kesan badass Erika langsung terjungkal kalau seperti ini jadinya. Seringai kemenangan pun langsung hilang, berganti kerutan heran. Setelah dicek, Erika baru ingat kalau kemarin Dalfi sempat rewel di pernikahan orang tuanya sehingga Erika terpaksa mengungsikan Dalfi ke dalam mobil. Balita satu tahun itu sangat menyukai lagu hijaiyyah dan Topi Saya Bundar. Entah berapa kali dua lagu itu diputar berulang-ulang sampai Dalfi bisa tidur tenang kemarin.

Sialnya, Erika lupa mengganti balik daftar lagunya! Lapur sudah aura keren Erika. Ada-ada saja, aduh.... Perasaan Erika saat ini sudah seperti membuka kaleng kue Monde berisi kerupuk saja. Sungguh kecewa.

Seolah belum puas dijatuhkan oleh kekecewaannya sendiri, Erika yang baru kembali fokus menyetir harus mengerem mendadak. Sebuah mobil Fortuner berwarna putih menyalip dan berhenti seenaknya sekitar 5 meter di depan mobilnya. Untung saja refleks Erika bagus. Kalau tidak, mungkin ia akan berakhir di kantor polisi hari ini.

Jengkel karena aksi amatiran itu, Erika pun menekan klakson mobilnya. Hendak menyuruh pemilik Fortuner di hadapannya untuk menyingkir. Seandainya jalan lebih lebar, mungkin Erika tinggal manuver dan lanjut pergi tanpa harus drama seperti ini. Namun, klakson Erika tidak digubris. Si pemilik malah membuka mobil dan turun dari sana.

Simpul KlandestinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang