5. The Secret

42 4 2
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih.

✧~~~~~~~~~~✧

CKLEK

Keduanya sudah tiba di rumah, tapi anehnya mereka tak mendapati keberadaan Nayeon di dalam sana. Di dapur, toilet, halaman belakang, bahkan di ruang keluarga pun tidak ada. Kalau di kamar.. mereka tak berani memasukinya. Nayeon sendiri yang melarang mereka untuk masuk ke dalam kamarnya meski tak dikunci.

"Dimana Mama, Gou?" tanya Daehan.

"Aku juga tidak tahu. Padahal sebelumnya Mama sendiri yang memintaku untuk mencarimu," jawabnya.

Daehan kemudian masuk ke dalam kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan. Sementara itu, Mingrui berjalan menuju dapur untuk mencari camilan.

Saat sedang menduduki kursi di kabin, atensi Mingrui tak sengaja menangkap sebuah note yang menempel di pintu kulkas. Melihat itu, Mingrui kembali bangkit dari duduknya lalu membaca isi sticky note itu.

'Mama membeli bahan makanan sebentar.'

"Daehan, kemarilah!" titah Mingrui.

"Sebentar! Aku sedang tidak pakai baju!" sahut Daehan dari dalam kamar.

Mingrui mendecih pelan. "Melihatmu telanjang pun aku tidak akan tertarik padamu!" serunya.

"Mulutmu!" Mingrui terkekeh mendengar kekesalan adiknya itu.

"Hey, kita pernah mandi bersama saat kecil jika kau lupa," jahil Mingrui sekali lagi.

"Diamlah!!"

Selang beberapa menit kemudian, Daehan keluar dengan training hitam dan atasan sweater lengan panjang berbahan tebal. Cuaca sekarang ini memang sedang tidak bagus, beruntungnya Daehan juga terbiasa memakai pakaian tertutup di rumah, kecuali saat musim panas.

Bisa dia lihat, sekarang Mingrui sedang duduk di kursi kabin sambil bermain ponsel dan menyemili keripik kentang dari dalam kulkas. Dan juga ada sebuah sticky note kecil disamping keripik kentangnya.

Gadis itu menduduki kursi kosong yang ada disamping Mingrui, "Kenapa memanggilku?" tanyanya.

"Lihat ini," ujarnya seraya menunjuk sticky note tersebut menggunakan jari kelingkingnya.

Itu tulisan tangan Nayeon, Daehan sangat mengenal tulisannya.

'Hah? Aneh sekali.. Bukankah kemarin aku dan Mingrui sudah membelikannya bahan makanan? Kenapa sekarang Mama membelinya lagi? Dan jika pun untuk mengganti tepung tapioka yang salah kubeli kemarin, kenapa membelinya sesore ini?', banyak sekali pertanyaan yang berputar di kepala Daehan saat membaca isi sticky note itu.

"Kau ini dari mana saja? Mama kan sudah berkali-kali bilang, kita tidak boleh pulang terlalu larut. Kenapa kau malah sengaja melakukannya?" tanya Mingrui memecah keheningan. Anak itu kini sudah menaruh ponselnya dan berbicara dengan menoleh kearahmu.

"Tadi kan aku sudah memberitahumu bahwa ada urusan yang harus kuselesaikan," jawab Daehan enteng.

"Ya, tapi urusan apa yang kau maksud?"

"Bukan urusanmu."

Maafkan aku.

"Baiklah. Tapi apa yang tadi kau sembunyikan dariku?" Pertanyaan Mingrui berhasil membuat Daehan menarik napas.

"A-aku tidak menyembunyikan apapun," elaknya. Yang pasti, Mingrui tahu jika Daehan saat ini sedang berbohong padanya.

"Daehan, kita berdua sudah tumbuh besar bersama-sama. Dari pertama kali kita bertemu di usia 4 tahun, hingga saat ini. Selama itu juga, aku tahu bagaimana sifatmu disaat kau sedang berbohong maupun tidak. Sekarang katakan, apa yang sedang kau sembunyikan dariku?"

Satan's Sacrafice | Gou Mingrui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang