Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih.
Ps: ### = Flashback
✧~~~~~~~~~~✧
"Apa yang kau lakukan disini, Seokwoo?" tanya Nayeon setelah dirinya sampai di ruang tamu bersama Seokwoo. Mereka duduk menyamping, menghadap satu sama lain.
"Aku merindukanmu, Bi," ucap Seokwoo lalu memeluk Nayeon, tentu hal itu dibalas pelukan hangat juga oleh Nayeon.
"Aku juga, bagaimana kabarmu?" tanya Nayeon setelah melepas pelukan.
"Aku baik-baik saja, bagaimana dengan Bibi?"
"Baik, tentu saja."
"Bibi, aku tidak tahu kalau ternyata Daehan tinggal bersamamu," jelas Seokwoo yang sebenarnya masih terkejut karena ia dipertemukan dengan Nayeon, adik dari Sang ibu.
Nayeon menghela napasnya kasar, "Bibi Dahyun menitipkan Daehan padaku, dan sekarang aku tidak tahu kemana dia pergi. Tapi kemarin lusa Daehan sempat bertemu dengannya."
"Apa? Jadi Daehan itu anak Bibi Dahyun yang waktu itu masih berusia 2 tahun?" terka Seokwoo yang dijawab anggukan oleh Nayeon.
"Kukira hanya namanya yang sama, ternyata memang dia orangnya," lanjutnya.
###
15 tahun yang lalu..
Nayeon saat itu sedang pergi ke taman menemani Seokwoo yang uring-uringan karena ingin beli es krim. Tanpa sengaja ia melihat keberadaan sahabatnya yang ternyata sedang berada di taman juga bersama anak tunggalnya yang berusia 2 tahun.
"Seokwoo, kau lihat gadis kecil itu?" tanya Nayeon sambil menunjuk kearah Daehan kecil yang sedang berjalan lucu dengan satu tangannya yang terangkat karena digenggam oleh Sang ibu.
Seokwoo yang masih berusia 3 tahun waktu itu mengarahkan pandangannya kearah gadis kecil tersebut kemudian mengangguk, "Lihat."
"Mau berkenalan dengannya?" Seokwoo mengangguk antusias setelah mendengar pertanyaan Nayeon.
Sepasang bibi-keponakan itu pun menghampiri Dahyun dan Daehan di depan sana. Nayeon menepuk pundak Dahyun dari belakang, membuat si empu menoleh seketika.
"Nayeon?" Dahyun tersenyum ketika mendapati orang yang menepuk pundaknya tadi adalah sahabat baiknya sejak dulu.
Mereka kemudian berpelukan, "Aku merindukanmu, Dahyun." ucap Nayeon.
"Aku juga," balas Dahyun.
"Kau sudah diperbolehkan keluar rumah oleh suamimu?" tanya Nayeon setelah keduanya melepas pelukan.
"Begitulah. Tapi aku hanya diperbolehkan untuk membawa Daehan jalan-jalan saja di sekitar sini untuk menghirup udara segar," lirihnya sambil menatap Nayeon sedih.
"Baguslah," pandangan Nayeon beralih pada gadis kecil yang sedang bersembunyi di belakang kaki Dahyun.
"Hey? Daehan, bagaimana kabarmu? Kau sudah semakin besar ya," tangan lentiknya mengelus surai pendek milik Daehan.
Sementara gadis kecil itu hanya tersenyum sambil memeluk kaki Dahyun.
"Dia siapa, Nayeon?" tanya Dahyun ketika melihat ada anak laki-laki yang berdiri disamping Nayeon.
"Oh ini, dia keponakanku. Anak satu-satunya dari Yoona."
Dahyun mengangguk mengerti, ia membungkukkan tubuhnya agar mensejajarkan tingginya dengan Seokwoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan's Sacrafice | Gou Mingrui
SpiritualCerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih...