Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih.
✧~~~~~~~~~~✧
Kedua kaki yang mengambang di kursi itu berayun berulang kali secara bergantian, sementara Sang empu memakan makan malamnya sambil menggoyangkan kepala dan bersenandung. Sesekali ia melirik kearah lututnya yang tak lagi memiliki rasa sakit dan bekas luka setelah kejadian tadi pagi di dapur.
Sementara kedua oknum di depan dan sampingnya hanya bisa menatap gadis itu keheranan– oh tidak, sepertinya hanya Nayeon. Karena Mingrui yang tidak terlalu mempermasalahkan kaki Daehan, kini makan dengan tenang sambil sesekali melirik kearah gadis itu.
Diam-diam tersenyum.
"Mama masih bingung kenapa kakimu tiba-tiba sembuh seperti ini," ucap Nayeon yang kini sedang menyangga pelipisnya dengan sebelah tangan, tangan yang satunya lagi ia gunakan untuk menggenggam sumpit.
"Aku juga tidak tahu, Ma. Kaki ku sembuh begitu saja seolah ada peri yang memberiku keajaiban," balas Daehan menatap Nayeon.
"Peri? Lalu makhluk mengerikan yang kau temui itu juga peri, begitu?" tanya Mingrui.
"Aish! Tentu saja tidak!"
Mingrui terkekeh mendengar jawaban adiknya, "Sudahlah jangan terlalu memikirkannya. Anggap saja ini adalah hadiah dari semesta untukmu."
Setelah percakapan kecil itu, Daehan membantu Nayeon mencuci piring. Nayeon sendiri sedang membersihkan meja makan dan Mingrui membantu meletakkan piring yang sudah dicuci adiknya.
"Yang Daehan," panggil Mingrui.
"Apa?"
"Jika kakimu sekarang sudah sembuh, tapi Lucky Ball milikmu itu mengatakan bahwa kau tidak akan datang ke pesta ulang tahun Jihyo, lalu apa alasannya? Maksudku, apa alasan lain kau tidak bisa datang bersamaku ke pestanya?" tanyanya.
Daehan menghela napas, "Itu dia yang masih kupertanyakan sampai sekarang. Tapi–" ia memotong kalimatnya sendiri saat hendak memberitahu perihal dirinya yang sudah menanyakan hal itu pada Lucky Ball-nya dan mendapat jawaban.. tak masuk akal?
Gadis itu lebih memilih untuk tak mengatakan apapun pada Sang kakak mengenai jawaban bola itu tadi pagi.
"Tapi apa?" tanya Mingrui saat gadis itu memotong kalimatnya sendiri.
"Tapi.. aku juga sebenarnya tidak begitu tertarik pada pesta ulang tahunnya. Pasti akan sangat membosankan," jawab gadis itu mengalihkan pembahasan.
"Katakan saja kalau kau takut merasa cemburu jika melihatku dekat dengan Jihyo," bisik Mingrui tepat di telinganya. Hal itu membuatnya dihadiahi cubitan kecil di bagian perutnya oleh Sang empu.
"Jangan sembarangan bicara ya. Aku tidak akan cemburu atau apapun itu padamu!" dengus Daehan.
"Mama tidur duluan ya, kalian jangan tidur terlalu larut," ucap Nayeon setelah selesai membersihkan meja. Melenggang masuk ke kamarnya.
"Baik, Ma. Selamat tidur," sahut Mingrui dan Daehan bersamaan.
"Oh ya Gougou, siapa yang terakhir kali membersihkan rumah?" lanjut Daehan bertanya.
"Kurasa Mama, tapi aku juga tadi membantu Mama membersihkan pecahan vas bunga yang tergeletak di ruang keluarga. Kenapa?" Mingrui kembali bertanya.
"Apa? Pecahan vas hunga?"
"Eung, Mama bilang tak sengaja menyenggolnya saat sedang membersihkan rumah. Ponselnya juga rusak."
"Astaga.." Daehan menghela napasnya sambil mengurut pelipis. Hari ini banyak keanehan yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan's Sacrafice | Gou Mingrui
EspiritualCerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih...