8. Dumber

44 3 4
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih.

Ps: Bab ini sudah di REVISI

✧~~~~~~~~~~✧

TOK TOK TOK

"Biarkan aku masuk," ucap seseorang yang mengetuk pintu kamar Daehan.

Daehan yang saat itu sedang melihat-lihat kalung pentagram pemberian Dahyun, seketika langsung menyembunyikannya lagi di dalam sarung bantal miliknya.

"Masuklah, pintunya tidak dikunci," sahut gadis itu. Kemudian pintu itu terbuka, menampilkan sosok Mingrui yang memakai sweater panjang dan celana santai selututnya.

Anak laki-laki itu langsung duduk di tepi kasur, tepatnya disamping Daehan dan menghadap kearahnya.

"Aku ingin membicarakan soal pria yang kumaksud tadi saat di sekolah," ujarnya setelah beberapa saat terdiam.

Tak menjawab, Daehan hanya memperbaiki posisi duduknya menjadi bersila. Ia juga menutupi kakinya yang kedinginan menggunakan selimut meskipun sudah memakai celana training dan atasan panjang.

"Saat kembali dari toilet tadi, aku melihat ada seorang pria dewasa yang sedang berdiri di tengah lorong. Lalu aku melihat ada segerombolan anak-anak kelas lain yang sedang berlarian di lorong dan hendak menabraknya saat itu," jelas Mingrui.

"Maka dari itu kau langsung berteriak?" terka Daehan, yang dijawab anggukan oleh Mingrui.

"Tapi saat kulihat lebih jelas, ternyata mereka tak bisa menabrak pria dewasa itu."

Gadis itu mengerutkan keningnya, bingung dengan maksud perkataan Sang kakak. "Maksudmu?"

"Pria itu tembus pandang saat anak-anak itu melewatinya."

Daehan seketika meneguk ludahnya kasar, ini pertama kalinya Mingrui bercerita tentang hal seperti itu.

"Apa mungkin itu ada hubungannya dengan pintu kamarmu yang tiba-tiba tertutup tadi pagi? Aw!" tanya Mingrui yang tentunya dihadiahi pukulan di lengannya.

"Mulutmu! Jangan asal bicara!" pelan Daehan, kesal.

"Menurutku itu tidak ada hubungannya sama sekali dengan peristiwa pintu tertutup sendiri tadi pagi. Dan asal kau tahu saja ya, tadi siang aku sama sekali tak melihat adanya pria dewasa manapun yang berdiri di tengah lorong atau apalah itu. Yang kulihat hanyalah anak-anak kelas lain yang tengah berlarian," ucap Daehan.

"Aku bersumpah, aku benar-benar melihat pria itu, Daehan. Percayalah padaku."

"Gougou, sepertinya kau sedang berhalusinasi tadi. Kau terlalu lelah dan membuatmu menjadi terlalu banyak berhalusinasi."

"Aku tidak sedang berhalusinasi! Apa sekarang kau sudah tidak percaya lagi pada kakakmu sendiri?" balas Mingrui dengan emosi yang mulai terpancing.

"Apa yang harus kupercayai darimu jika kau mengatakan hal yang omong kosong? Aku sama sekali tidak melihat adanya pria dewasa yang kau maksud itu."

"Baik!" Mingrui berdiri dari duduknya dengan cepat. "Tidak masalah jika kau masih saja belum mempercayaiku, tapi nanti aku akan membuktikannya padamu tentang omong kosongku ini. Camkan itu!"

Satan's Sacrafice | Gou Mingrui Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang