Cerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih.
✧~~~~~~~~~~✧
DUG
Melihat jawaban yang ia dapat dari bola itu, Daehan segera melemparnya ke lantai lalu menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya. Dengan keadaan yang masih duduk bersandar pada bantal di dinding, jantungnya berdetak tak beraturan karena ketakutan.
'Bola itu pasti salah. Tidak ada siapapun selain aku di rumah ini', batinnya mencoba menghilangkan rasa takut itu.
CKLEK
Zrieeeeett..
Pintu kamarnya terbuka perlahan, dan disaat itu juga ia mendengar suara langkah kaki seseorang yang mendekat kearahnya.
Mencoba memberanikan diri untuk melihat orang itu, Daehan tak melihat ada siapapun di kamarnya. Namun pintu kamarnya yang sebelumnya tertutup kini benar-benar terbuka lebar, dan menampakkan siluet Mingrui yang tengah berjalan melewati kamarnya.
"Gougou?" panggilnya, menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya lalu duduk di tepi ranjang.
Daehan dengan susah payah berdiri sambil berpegangan pada nakas sampingnya. Berjalan perlahan keluar dari dalam kamarnya sambil berpegangan pada dinding. Dengan keadaan kakinya yang terpincang-pincang, ia berjalan menuju dapur dimana Mingrui berada saat ini.
"Kau sudah pulang?" tanya Daehan basa-basi pada Mingrui yang sedang berdiri membelakanginya.
Tak ada jawaban.
Merasa ada yang aneh dengan Sang kakak, Daehan mencoba mendekatinya lalu menepuk pundak Mingrui.
"Gougou," panggilnya.
"Kenapa, Daehan?" sahut Mingrui tanpa menoleh, membuat Daehan sedikit bernapas lega.
Namun di detik berikutnya, hal menakutkan lainnya ia saksikan tepat di depan matanya. Dimana saat itu Mingrui berbalik kearahnya dengan kondisi kedua matanya yang sudah berlubang, sementara di kedua tangannya ada banyak bola mata dengan bercucuran darah disekitarnya. Gigi makhluk yang menyerupai Mingrui itu tampak bertaring dan berdarah-darah.
"Apa kau mau makan mataku juga?"
Melihat hal itu, Daehan seketika berteriak. "AAAAAAAAAA!!!!!"
BRUK
Kemudian gadis itu pingsan di lantai dapur yang dingin, sementara makhluk tadi berubah menjadi debu yang bertebaran dan menghilang setelah Daehan tak sadarkan diri.
Dia masuk ke dalam luka Daehan yang tertutupi perban.
✧~~~~~~~~~~✧
Seokwoo dan Mingrui baru saja selesai memberi penghormatan pada peti mati nenek Yujin di dalam rumah duka. Kini kedua remaja itu keluar dari dalam rumah duka dengan Yujin yang menemani mereka sampai ke depan rumah duka.
"Terima kasih sudah datang ke upacara pemakaman nenekku," ujar Yujin pada Seokwoo.
Sementara itu, ia memberi tatapan tidak suka pada Mingrui yang berdiri di sebelah Seokwoo. Mengingat bahwa anak itu sempat meninggalkan Daehan kemarin bahkan sampai pulang lebih dulu.
"Kenapa menatapku seperti itu? Kau tidak akan berterima kasih padaku juga?" tanya Mingrui yang menyadari tatapan aneh gadis itu padanya.
"Kau kemari karena menggantikan Daehan, bukan? Untuk apa aku berterima kasih pada orang yang datang hanya karena menggantikan seseorang?" balas Yujin ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satan's Sacrafice | Gou Mingrui
SpiritualCerita ini hanyalah fiktif belaka dan tak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh di dunia nyata. Apabila ada kesamaan nama, latar, dan alur dengan cerita lain, itu semua adalah unsur ketidaksengajaan. Harap bijak dalam membaca, terima kasih...