27. Fugaku

1.2K 199 14
                                    

Hari-hari di Konoha terasa begitu indah, burung-burung berkicauan di pagi hari. Bunga-bunga pun bermekaran di musim semi, langit biru teduh berawan menambah kesan ceria di setiap insan bumi terutama yang sedang di mabuk asmara. Khususnya bagi yang baru saja dilamar oleh kekasihnya beberapa hari lalu, atau kita sebut saja dia dengan inisial Sakura.

Beberapa wanita pasti memimpikan punya sosok pria idaman yang tampan, mapan, dan sopan. Selera ideal kebanyakan orang, dan betapa beruntungnya Sakura karena Tuhan telah mempertemukannya dengan seorang pria yang nyaris sempurna seperti Sasuke. Siapa yang tidak mau dilamar oleh pria tampan kaya raya yang meskipun sedikit angkuh tetapi nyatanya dia pria baik. Pastilah semua wanita akan merasa iri pada wanita yang telah mampu merebut hati seorang Uchiha Sasuke.

Suasana kelas sudah terlihat sepi, semua anak murid telah kembali kerumah bersama orang tua mereka. Kini tinggalah Sakura seorang diri duduk di meja guru sambil memeriksa tugas prakarya yang tadi ia berikan kepada anak-anak muridnya. Pulpen mengayun lincah mencetak nilai pada setiap lembaran di genggamannya. Terdengar suara alunan mp3 dari ponsel Sakura.

🎵L is all the way you look at me..

Lagu cinta menyeruak ke seluruh penjuru ruangan, bagaikan mantra pembawa kebahagiaan Sakura menyanyikan lagu tersebut sambil menghentakkan kakinya di kursi. Kemudian ia memandang jari manisnya yang tersemat cincin berlian yang sempat membuat satu TK heboh terutama Hinata. Bukti bahwa Sakura sudah sold out untuk seorang pria yang cukup layak untuk menjadi pendamping hidupnya.

🎶V is Very very extra ordinary...

Senyuman manis terukir di bibir mungil Sakura, otaknya berimajinasi indah yang hanya dirinya dan Tuhan yang dapat mengetahuinya. Sampai akhirnya Hinata muncul di depan pintu kelas, ia mengetuk pintu sambil menahan senyum melihat tingkah Sakura. Ia pun berjalan masuk menghampiri sahabatnya yang sedang berjoget ria hingga tak menyadari ada orang yang masuk.

Hinata berkacak pinggang di samping Sakura yang masih asik berdendang. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabat pinkynya. "Sepertinya sedang ada badai bunga di kelas ini.." Hinata membuka suara.

Sakura sedikit tersentak dan menoleh, "Astaga! Kau membuatku terkejut hinata-chan.."

Hinata tekekeh, "Bahkan kau tidak sadar aku datang. Kau sudah selesai?"

Sakura melirik pekerjaannya, "Hampir. Mau pulang bersama?"

Wajah Hinata berubah sendu, "Aku ingin mengajakmu makan siang, aku sedang sedih.."

Sakura menyadari gelagat Hinata, ia merasa sepertinya Hinata sedang dalam mood yang buruk. "Kau baik-baik saja Hinata-chan?"

Hinata terdiam, matanya pun mulai berkaca-kaca. "Aku dan Naruto, kami sudah berakhir.."

Sakura terkejut, ia langsung mematikan mp3 di ponselnya lalu berdiri. "Ada apa? Bagaimana bisa?"

"Bagaimana kalau kita ke kafe?" Tanya Hinata. "Tapi jangan ke kafe Shikamaru, aku takut ada dia disana." Sambungnya lirih.

"Baiklah, aku bereskan barang-barangku dulu. Setelah itu kita akan pergi kafe Hikage, tempatnya tidak jauh dari kantor Sasuke. Aku pernah kesana dan tempatnya cukup menenangkan." Ujar Sakura.

Hinata pun mengangguk setuju, "Sepertinya tempat itu cocok untukku.."

🌸🌸🌸

🌸🌸🌸

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Beautiful SpringWhere stories live. Discover now