19. Deal

3.1K 357 21
                                    

Sasuke dan Sakura kini duduk berhadapan di ranjang, keduanya masih sama-sama merasakan aura kecanggungan setelah apa yang baru saja terjadi.

Sakura terus menunduk malu, menghindari onyx Sasuke yang terus menatapnya sejak tadi.

"A- aku belum siap.."

Sasuke mengangguk, "Hn, tak apa. Aku menghargai keputusanmu."

"Kita lakukan lain kali saja ya?" Ucap Sakura sambil melirik sekilas ke arah kekasihnya.

"Lain kali?" Beo Sasuke.

Sakura mengangguk pelan sambil kembali menunduk.

Sasuke tersenyum tipis, "Apa itu artinya kau menjanjikan sesuatu padaku?"

"Apa?" Tanya Sakura bingung.

Sasuke kembali tersenyum tipis, "Jika ya, ku anggap itu hutang. Kau berhutang padaku."

Mendadak Sakura menggeleng cepat setelah mengetahui apa yang Sasuke maksud. "Tidak tidak! Bukan seperti itu! A- aku tidak tau pasti kapan aku siap melakukannya Sasuke-kun.."

"Melakukan apa?" Tanya Sasuke dengan wajah jahilnya.

"Yang tadi itu!" Jawab Sakura ketus.

"Memangnya tadi kita melakukan apa?" Sepertinya Sasuke belum puas membuat wajah Sakura merah padam.

"Berhubungan Sasuke-kun.." Sakura mulai merengek.

"Bukankah kita memang berhubungan, kita berpacaran bukan.."

"Bukan itu! Maksudku.. hubungan yang lebih.. ah sudahlah! Aku mau keluar!"

Sakura mulai kesal karena merasa terjebak oleh kejahilan Sasuke, ia beranjak bangun dari ranjang. Namun Sasuke langsung meraih tangan Sakura dan menariknya kembali hingga gadis itu memekik.

Keduanya kini terhempas diatas ranjang, posisi tubuh mereka saling menempel. Tak lupa sorot mata Sasuke yang terus menusuk emerald indah bak permata yang terbaring dibawahnya.

"Aku takkan memaksamu Sakura. Tetapi jika boleh jujur, aku akan menantikannya.."

"Jadi aku harus bagaimana?" Tanya Sakura pelan.

"Santai saja, jadilah dirimu sendiri."

Sakura langsung mengembangkan senyum manisnya, dan detik berikutnya Sasuke kembali menikmati bibir mungil Sakura dengan gerakan yang lembut dan intens.

🌸🌸🌸

Keesokan harinya, kehidupan berjalan normal bagi Sasuke dan Sakura. Bahkan hari itu bisa di bilang penuh kata cinta dari keduanya. Sejak pagi Sasuke tak henti mengucapkan kalimat itu di telinga Sakura, bahkan saat mereka berjauhan pun chating yang berisi kata I love you tak henti muncul di layar ponsel mereka.

Hinata dan Temari saling menyiku saat memperhatikan Sakura yang sejak tadi senyum-senyum sendiri sambil membalas chat.

"Apa semalam begitu membahagiakan?" Celetuk Temari.

"Kurasa begitu, bahkan aura bahagianya masih terpancar sampai detik ini.." imbuh Hinata yang mulai tertular virus jahil dari Naruto.

Keduanya lalu terkikik, sementara Sakura hanya melirik sekilas. Ia tahu mereka sedang membicarakan dirinya. Tapi masa bodoh, baginya chat dari Sasuke jauh lebih penting dari pada meladeni dua wanita kepo.

"Ah, bahkan aku bisa ikut merasakan kebahagiaan itu. Meskipun temanku tak ingin menceritakannya padaku.." sindir Temari.

Sakura menghela nafas. Memang, wanita bisa menjelma menjadi iblis jika sudah berkaitan dengan gosip. Ia meletakkan ponselnya setelah mengirim emoticon cium untuk sang kekasih.

The Beautiful SpringWhere stories live. Discover now