30. Unconditionally

1.1K 178 3
                                    

Setelah terjadi banyak tawar menawar disertai bujuk rayu yang dilakukan Sasuke dan Naruto pada pasangannya masing-masing. Dan setelah menjelaskan kejadiannya pada Tsunade, akhirnya Sakura dan Hinata memutuskan untuk ikut dengan para pria mereka. Saat ini mereka berada di depan mobil Naruto, Sakura dan Hinata bercipika-cipiki sebelum berpisah. Kemudian Sasuke meraih tangan Sakura dan mereka pun pergi.

Naruto dan Hinata masuk ke dalam mobil, dalam keheningan mereka memandang ke arah yang sama. Yaitu pada Sasuke dan Sakura yang berjalan membelakangi mereka, entah kenapa seketika Naruto menahan tawanya.

"Ada apa Naruto-kun?" Tanya Hinata heran.

Naruto menggeleng, "Aku seperti melihat kita berdua." Lalu ia menunjuk pada dua sejoli sahabatnya itu. Ternyata Sasuke saat itu juga mengenakan pakaian milik Naruto.

Hinata pun terkekeh, "Benar juga, mereka sama-sama memakai pakaian kita

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hinata pun terkekeh, "Benar juga, mereka sama-sama memakai pakaian kita.."

Sementara itu Sasuke dan Sakura kini sudah berada di dalam mobil. Hari sudah mulai petang, dan mereka masih terdiam tanpa kata. Hanya ada suara mp3 yang mengalunkan lagu Alicia Keys 'If ain't got you'. Suasana cukup canggung, Sasuke sesungguhnya ingin memulai obrolan sejak tadi tapi entah kenapa tiba-tiba saja bibirnya kaku. Sasuke berharap ia tidak kena stroke mendadak.

Rona jingga di langit senja menyambut mereka dalam perjalanan, lalu lintas cukup padat sehingga membuat Sasuke beberapa kali mengurangi kecepatan mobilnya. Sambil mencari-cari bahan, otaknya terus berpikir.

"Sakura.." Akhirnya sebuah kata pun terlontar, Sasuke bersyukur karena ternyata ia tidak kena stroke mendadak.

Sakura menoleh, tapi mulutnya tetap terkunci. Namun Sasuke tak ingin ragu lagi, ia harus menyelesaikan semua drama ini.

"Maafkan ayahku.."

Sakura langsung menghela nafas kasar "Aku masih berusaha melupakan kalimat itu.."

"Kumohon, jangan diambil hati. Anggap kau tak pernah dengar kata-kata itu."

"Bagaimana mungkin? Kau pikir ini semua hanya main-main? Mudah saja bagimu mengatakan itu karena kau tidak tau rasanya."

Sasuke berdecak, ia merasa kesal sekaligus menyesal. "Aku mengerti, andai saja waktu bisa kuputar kembali. Tetapi lebih baik kita menata masa depan mulai sekarang.."

"Masa depan? Dengan kau menjadi pengangguran? Tidak! Aku tidak ingin kau mengorbankan itu semua hanya karena aku!" Sakura mulai meninggikan nada bicaranya.

"Siapa bilang aku pengangguran?" Tanya Sasuke sambil tetap fokus memperhatikan jalanan di depan.

Sakura pun terdiam, ia menatap Sasuke beberapa detik. "Apa maksudmu?"

Sasuke menyeringai tipis, "Keluar dari perusahaan takkan membuatku jadi pengangguran. Aku bukan anak manja yang bergantung pada kekayaan orang tuaku." Ucapnya sambil memutar stir berbelok ke kanan. "Selama ini aku mempunyai bisnis dengan Naruto, dan penghasilanku cukup banyak dari bisnis itu. Selain itu aku masih punya banyak tabungan yang cukup untuk membeli rumah yang lebih besar jika kau mau.."

The Beautiful SpringWhere stories live. Discover now