38. The Invitation

1.2K 107 11
                                    

Suasana di stasiun cukup ramai oleh para penumpang yang hendak berpergian. Mereka berlalu lalang di depan Sakura dan Sasuke yang sedang duduk di sebuah kafe, dari dalam kafe itu Sakura bisa melihat lewat kaca pembatas tiap kereta yang datang dan pergi. Hampir tiga puluh menit mereka duduk sambil minum kopi, akhirnya sebuah kereta pun tiba.

"Itu dia keretanya.." Sakura berucap antusias sambil menunjuk keluar.

"Ayo, kita kesana." Ajak Sasuke sambil beranjak dari tempat duduknya.

Pintu kereta terbuka, para penumpang pun berduyun duyun keluar dari gerbong. Sakura dan Sasuke berdiri tak jauh dari sana, dan tak lama kemudian Mebuki dan Shinki keluar dari pintu gerbong.

Sakura melambaikan tangan ke arah sang ibunda. Mebuki menoleh dan menangkap sosok putrinya yang melambai, "Itu mereka.."

Mebuki berjalan menghampiri mereka, diikuti Shinki yang melangkah lebih santai sambil membawa tas ransel di punggungnya dan sebuah tas besar di tangannya.

Sakura berpelukan dengan sang ibu beberapa detik, sementara Sasuke langsung sigap membantu Shinki membawa tasnya.

"Apakah kalian sudah menunggu lama?" Tanya Mebuki pada Sasuke dan Sakura.

"Tidak bu, kami baru datang." Jawab Sasuke.

Tak lama setelah itu, mereka segera berjalan menuju parkiran. Sasuke menyalakan mobil setelah meletakkan semua barang di bagasi. Shinki kini duduk manis di depan bersamanya, sementara Sakura menemani ibunya dibelakang.

Dalam perjalanan mereka asik mengobrol, Sasuke membahas seputar rencana Shinki setelah lulus nanti. "Shinki, apa kau sudah punya target Universitas yang kau inginkan?"

"Eh, mengenai itu kak. Sebenarnya aku ingin sekali kuliah di Konoha Univercity.." Jawab Shinki agak ragu.

"Oh itu pilihan bagus, mau ambil jurusan apa? " Ucap Sasuke.

"Aku dengar desain komunikasi visual disana memiliki akreditasi terbaik.. " Sahut Shinki dengan semangat.

Namun sebaliknya, Sakura yang mendengar pembicaraan itu pun memperhatikan raut wajah ibunya yang menampakkan kesedihan.

"Kuliah di Suna saja nak, jadi tidak perlu sewa kost atau apartemen kan. Konoha itu mahal nak biayanya.." Mebuki mencoba memberi pengertian pada Shinki.

Shinki pun hanya bisa menunduk lesu, "Iya aku mengerti bu.."

Sakura sampai iba melihatnya. Dia tau adiknya memiliki kecerdasan yang cukup untuk menimba ilmu di perguruan tinggi ternama, namun kembali lagi soal biaya yang selalu menjadi kendala bagi keluarga mereka.

"Bu, bagaimana jika ibu tinggal di Konoha? Ibu bisa tinggal dirumah kami.." Sasuke menawarkannya pada Mebuki.

"Wah, bagaimana ya.. Ibu ingin sekali, tetapi bagaimana dengan rumah di Suna nanti?" Mebuki tampak ragu dengan tawaran Sasuke yang mendadak.

Sakura sebenarnya cukup terkejut dengan penawaran Sasuke, namun ia berusaha biasa saja, meskipun matanya langsung tampak berbinar. "Jika ibu tinggal disini, aku bisa lebih dekat dengan ibu. Dan Shinki juga bisa kuliah disini.." Bujuk Sakura sambil merangkul ibunya.

"Mengenai kuliah Shinki biar aku yang mengurus semuanya. Apa ibu mengizinkan?" Tanya Sasuke. Dan seketika Shinki menoleh .

"Aduh nak, ibu sudah banyak menyusahkan kalian. Rasanya tidak baik jika ibu membuat kalian repot terus menerus.." ujar Mebuki. "...lagi pula, dirumah itu banyak kenangan ibu bersama ayah.."

"Kita bisa mengunjunginya kapan pun ibu mau, dan aku akan meminta salah satu orangku mengurus rumah ibu disana." Jawab Sasuke, permintaan Sasuke sudah harga mati rupanya.

The Beautiful SpringWhere stories live. Discover now