27. Semudah ini??

122 11 0
                                    

Guys, i'm so sorry, kayanya cerita ini bener bener gak bagus bet, gak tau mau dibawa kemana hambar😭😭😭 jujur aja nih aku tuh mau coba coba bikin cerita kaya gini tapi malah gak paham sama yang kaya gini😭😭🦐 emang udah harus yang cinta-cintaan bucin keknya beh ngeselin banget 😭 tapi tenang aja bakal tetep aku lanjutin sampai ending kok😭😭✋
*

**

Leonidas menolehkan kepalanya ke arah Harraz yang tengah memfokuskan matanya ke televisi tangan kanannya memutar gelas cooktail dengan nyaman, matanya masih memindai berita di tv.

“sepintar apa mereka sampai dengan mudah menyadari situasi??” Leonidas membalikkan pertanyaan ke Harraz

“kecuali jika ada yang membocorkannya” sambung Nathan menyambar botol wine dihadapannya lalu kembali fokus pada tv, diam semuanya diam tanpa suara hanya terfokus pada tv dengan minuman ditangan masing-masing

Harraz mendudukan dirinya disebuah sofa dengan santai, matanya menelisik ruangan yang terlihat rapi  dan mewah ini, tak lama seorang perempuan berumur ikut menduduki sofa di sebrangnya dengan anggun, Harraz tebak dia adalah pemilik dari rumah ini. “ada keperluan apa anak muda??” celetuknya setelah beberapa saat bungkam.

Harraz masih diam  memperhatikan, telunjuk tangan kanannya menunjuk beberapa vas disekelilingnya, wanita itu mengerutkan dahinya bingung. Tangan kanan Harraz mengambil sebuah vas paling terdekat dengan dirinya lalu diambilnya sebuah alat perekam yang berada disela-sela bebatangan palsu pada bunga itu, wanita itu nampak terkejut mulut dan matanya terbuka lebar tangannya bergerak menutup mulutnya “Dominica” celetuk Harraz kemudian.

Keterkejutan wanita itu belum berakhir saat Harraz menyeletukkan nama Dominica , tangan kiri wanita itu memencet sebuah tombol dimeja kanannya,  beberapa saat kemudian beberapa orang berpakaian hitam menghampiri “geledah rumah ini cari alat itu” ucap wanita itu sambil menunjuk sebuah kamera dimeja.

“siapa kamu??” Tanya wanita itu “bagaimana kau bisa kenal dengan Dominica” ucap nya kemudian

Harraz memutar matanya malas “tak perlu tau siapa saya, tapi sebaiknya kau turuti perintah saya sebelum “ ucapan Harraz terhenti lalu menolehkan kepalanya pada tv yang tiba-tiba menyala menampilkan sebuah video yang merupakan sumber kekayaan wanita didepannya ini  “saya menyebarkan itu ke publik” sambung Harraz kemudian

“siapa kamu??” matanya menelisik Harraz, ketenangannya mulai terenggut

“Jika ku katakana Xavier adalah tangan kanan ku apa yang akan kau lakukan?” tanya Harraz yang masih tenang membius mata wanita itu

“xa.. Xavier?”

Harraz melenggang keluar dari ruangan megah rumah tersebut memakai kaca mata hitamnya dengan santai, meninggalkan keterkejutan sang empu, meninggalkan wanita licik itu dengan segala pertanyaan yang bersarang di kepalanya.

Hari ke hari berlalu, wanita itu membocorkan satu persatu kegiatan Dominica bocor ke tangan Harraz, satu persatu pula markas nya selesai di berbagai Negara, dirinya dan kedua kembarannya akan mengungkap semuanya.

Flashback off

Harraz tersenyum melirik ke kaca tengah mobil kearah Dominica yang duduk dibelakang dengan beberapa orang-orangnya di samping, seringaiannya terbit saat melihat mata Dominica  memandangnya dengan bengis lalu tertawa terbahak-bahak.

“’uncle tau, terkadang manusia terlalu munafik sampai akhirnya menjilat ludahnya sediri, bagaimana rasanya uncle hidup di tengah kebohongan yang bahkan di ketahui oleh objek mu sendiri?”

CAKRAWALA || 7 DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang