20. Malaikatnya Cakrawala

119 13 0
                                    


Selamat Berakhir Pekan.....!!!

Harraz termenung disudut kamar, segelas wine bertengger indah di genggaman tangan kanan-nya. Ingatannya ter-ulang kembali ke tahun-tahun menyakitkan masa kecil-nya.

Pagi itu, 6 hari setelah kepergian kedua orang tuanya, Harraz duduk di teras rumah sementara Arkha dan Nathan sedang menikmati makan siang didalam. Tadi pagi asisten pribadi bundanya mengantar makanan ke rumah sementara dirinya harus pergi ke Negara sebelah, entahlah Harraz pun tak paham.

Hari hujan, deras sangat deras, Harraz bergegas masuk untuk menghangatkan tubuhnya, rasanya sudah terlalu lama dirinya berada di luar rumah pada cuaca seperti sekarang.

“Regan……Rivan…..kalian dimana??” teriak Harraz memanggil kedua saudara kembarnya yang tak ia temukan di ruang makan

“Arkhaaaa…..Nathaannnn…” teriakan Harraz semakin menggema, saat dirinya membuka pintu kamar, Arkha dan Nathan nampak tengah tidur dengan saling berpelukan.

“tidur ternyata” gumam Harraz, ikut berbaring didamping Nathan.

Kegelapan menguasai Harraz, ketiganya tertidur dengan tenang di sore yang turun hujan ini, dikamar kedua orang tuanya.

Bugh!!!

Bugh

Bugh

Byur

Basah, tubuh ketiga cakrawala itu basah akibat guyuran air dari pria bertubuh kekar dihadapannya ini. Arkha adalah orang pertama yang sadar, tubuhnya lemas tak bisa digerakkan, matanya memindai ruangan ini bukan tempat terakhir Arkha menutup matanya untuk tidur.

Berjarak 2 meter dari Arkha, nampak Nathan yang bersandar di dinding dengan tangan dan kaki terikat, Arkha baru sadar ternyata tangan dan kakinya juga terikat. Pandangannya menyapu bersih ruangan kumuh dengan luas sekitar 10 meter persegi itu.

Pandangannya jatuh pada sosok Harraz yang tergeletak disudut ruangan dengan tubuh terikat, sudut bibirnya mengeluarkan darah, lebam di sudut matanya juga nampak membiru.

Hingga pandangan Arkha jatuh pada 5 orang pria bertubuh kekar dengan tato di lengannya, Arkha bergidik, matanya menyipit, alisnya bertaut, benaknya bertanya ‘siapa mereka??’ namun sial, rasanya tenggorokan nya tercekat, pertanyaan itu susah sekali keluar dari mulutnya.

“yakin lu ni bocah bertiga punya warisan??” Tanya salah satu dari mereka bertiga

“yakin lah, buntutnya Cakrawala ni orang bertiga” balas yang berada ditengah mereka.

“Nathan…..Harraz” suara si kecil itu akhirnya bisa keluar,air mata itu akhirnya menetes dari pelupuk matanya

“udah bangun tuh si bocah” ucap salah satunya lagi menunjuk Arkha yang meringis mencoba mendekati Nathan yang posisinya lebih dekat dengannya, namun sial gerakannya tertahan tubuhnya terikat di tiang penyangga dibelakangnya

“Nathannn bangunn” suara itu mulai mengeras

Arkha menoleh ke Harraz yang masih tergeletak disudut ruangan “Harraz bangunnn..Harraz” suaranya kembali mengeras

Tubuh kecil itu membrontak, otaknya menyadari sesuatu, bahwa ketiganya kini sedang di culik oleh orang orang bertubuh kekar didepannya ini.

Siapa mereka, apa tujuan mereka menculik anak kecil seperti mereka??

Salah satu dari mereka berjala mendekati tubuh Harraz, lalu tiba-tiba  kakinya terangkat

Bugh

Bugh

2 tendangan dari pria itu mengenai perut dan dada Harraz, Arkha memekik

“jangan tendang adek sayaaa” teriakan melengking dari Arkha memenuhi ruangan kumuh ini

CAKRAWALA || 7 DREAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang