"Si dosen emang suka mempersulit hidup. Kenapa gak suruh tadi langsung presentasi, pakai ngebikin tugas video." ucap Arga yang mulai mengeluh.
"Mau heran, tapi udah heran." timpal Aleya
Mereka berempat sedang kerja kelompok di rumah Aleya. (Name) sudah diizinkan untuk tidak bekerja sebentar karena tugasnya ini.
"Daripada ngeluh, mending cepat kerjain. Lebih cepat lebih baik 'kan?" celetuk (Name), "Nantinya bisa nyantai."
"Nah, itu yang gua pengen, tapi kasih gua tutor rajin, dong." ujar Taufan
"Jangan malas." sahut (Name)
"Nanti lo pada pas buat video jangan ketawa-ketiwi, ya, keburu ga mood lagi gua," ujar Aleya
"Kayak lo gak pernah aja." sahut Taufan
"Pernah, lah!"
"Udah-udah, serius ya, kawan-kawan dadakan."
Setelah selesai menulis, mereka disuruh membuat video presentasi. Dari awal perasaan mereka merasa tak enak.
"Lo pada yang serius, njing, ngulang lagi kan!" omel Aleya
"Maaf, maaf, gua ga kuat." ucap (Name) sambil menutup wajahnya.
"Nular, anjir." ucap Arga dengan sisa-sisa tawanya. Tak berbeda juga dengan Taufan yang masih tertawa.
Pada take kesekian kalinya, akhirnya mereka sudah selesai. Tawa mereka pun seketika pecah.
"Akhirnya!!!" teriak Arga bak orang kerasukan.
"Waras, Ga, waras. Engga lagi kerasukan, 'kan?" ujar (Name)
"Jangan ditemenin, dia emang ga bener." imbuh Aleya
"Heh, enak aja, orang ganteng begini dibilang gak bener." sahut Arga yang kini sudah duduk setelah guling-guling.
"Bukan gak bener, tapi bakalan gak bener." sahut Taufan
"Dih, lo gak diajak."
"Udah-udah, pulang lo pada, sana. Gua edit dulu abis tuh langsung gua kirim ke dosen." ucap Aleya
"Ngusir?"
"Iya, hehe."
"Ya udah, kebetulan gua mau kerja." ujar (Name) seraya menggendong tas.
"Bukannya tadi udah izin?" tanya Arga
"Iya, izin beberapa jam, gua bilangnya sehabis kerpok langsung kerja."
"Lah."
=====
"(Name), bukannya tadi kamu izin?" ujar Rena, ia kini melihat (Name) di tempat bekerja, padahal tadi (Name) sudah meminta izin untuk tidak bekerja.
"Ah, soal itu, mumpung masih sempat aja. Aku datang, deh." ucap (Name)
Rena tersenyum teduh menatap (Name). "Rajin banget, sih."
"Udah terbiasa, kak."
"Kalau aku ga akan nanggung, izin aja seharian."
"Hmm, iya, pasti banyak yang begitu."
"Aku tinggal dulu, ya, kelihatannya ada rak yang udah mau kosong." ucap (Name)
"Baiklah."
===
"Ini dia," gumam (Name) sembari hendak mengambil sebuah kotak kardus besar berisi barang yang hendak dijual.
Saat ia menarik kotak tersebut, ia merasa kotak-kotak yang tertumpuk tinggi di depannya jadi bergoyang-goyang sehingga ingin menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair [✓]
Romance୨⎯ BoBoiBoy Taufan w/ Female!Readers ⎯୧ Semua orang pasti menginginkan keadilan 'kan? Sama seperti (Name) dalam cerita ini. Ia tidak diperlakukan dengan adil dalam keluarganya. Dengan embel-embel "sulung", segalanya harus ditaklukkan olehnya. Apa me...