Chapter 25

392 41 3
                                    

Keesokan harinya alias hari Minggu, (Name) tidak bekerja seperti biasa. Ia sedang tak ada kegiatan hari ini, selain diganggu kekasihnya.

Walau hanya via chat. Hari juga masih pagi, bahkan (Name) baru bangun.

Taufan

Ayang
06.02

Ayaaang
06.02

Ketemuan yuu
06.02

ketemuan aja sampai bosen
06.04✓✓

Dihh mangsud?
06.04

ngajaknya ketemuan mulu, aku juga pengen me time di rumah doang
06.05✓✓

Ya udah, aku ke sana
06.05

sama aja ketemu
06.09✓✓

Tapi kalau gk ketemu upan kngen kan~
06.09

ga
06.10✓✓

Ihh jaat
06.10

iyain
06.10✓✓

Freak banget sieh topiknya.

"Tahupan!! Bangun, nyapu, nyuci! Jangan senyumin hp mulu!" omel seseorang dari bawah.

"Gak usah teriak, nyink!!" Sendirinya juga teriak, tuh.

Ayy, upan off dulu ya, diomelin gledek tercinta suruh kerjain kerjaan rumah
06.11

hm
06.11✓✓

Jangan ngambek dong hanya karena aku tadi ngetiknya 'gledek tercinta'
06.11

ape dah
06.12✓✓

Awokawok
06.12

Acara ngechat pun kelar dengan terpaksanya. Taufan segera bangkit untuk cuci muka dan gosok gigi, tak pakai mandi. Setelahnya, ia turun menerima panggilan gledek tercinta untuk dijalankan.

"Yang lain kemana, bang, sampai-sampai mendadak rajin gini," ujar Taufan

"Gempa ngurus keuangan di kantornya, Thorn ngurus perkebunannya, sisanya jangan diharapkan lagi ngelakuin yang berguna." ujar Halilintar

Taufan hanya meng'oh' dan melanjutkan acara menyapu lantai.

"Kenapa kita gak sewa pembantu aja? Lagian kita semua cowok, ibu gak ada, bapak kerjaannya nge-toyib, ya meski pulang kadang-kadang,"

"Lalu kamu jadi pemalas." ucap Halilintar seolah melanjutkan kata-kata Taufan.

"E-eh! Enggak, enggak gitu, Upan mah rajin. Kalau enggak, pasti minta uang jajan terus ke abang." Taufan tersenyum beku begitu melihat raut wajah garang Halilintar.

Halilintar memutar bola matanya malas. "Nyapu yang bener."

"Siap, bang!" Taufan hanya mampu menurut.

"Bang, abang!" panggil Taufan, belum ada semenit berlalu dari obrolan mereka tadi.

"Ngobrol aja terus, nyapu aja kagak kelar."

"Mau nanya lagi, belum pada sarapan ya?"

"Hm."

Unfair [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang