"Ini dimane?" tanya Ryan menatap sekelilingnya.
Di sana terdapat hamparan ladang hijau, dengan beberapa pohon rindang yang menjadikan tempat tersebut cukup teduh di saat panas.
"Ladang ubur-ubur." (Name)
"Baru tau ada ubur-ubur di tanah." ucapan Ryan membuat (Name) tertawa garing.
"Lihat di sana," (Name) menunjuk ke belakang Ryan
Laki-laki itu menoleh dan mendapati sebuah taman bunga yang tampak berwarna-warni di sana.
"Ini dimana anj--" kagum Ryan
"Perbukitan." (Name)
"Tempat gw, Ayah, dan Ibu main dulu." (Name) menatap lurus ke arah yang sama dengan Ryan.
Ryan jadi merasa sedikit sendu, apalagi mengingat (Name) tidak memiliki Ibu kandung.
"Boleh dipetik gak?" Ryan
"Boleh, hati-hati aja disana." (Name)
Mereka pun berjalan mendekati bunga-bunga tersebut. Ryan mulai memetik, sementara (Name) hanya mengawasinya sembari melihat-lihat.
Ia jadi sedikit teringat dengan masa kecilnya yang sudah bertahun-tahun berlalu.
Setelah dirasa memetik banyak bunga, Ryan kembali menghampiri kakaknya yang sedang duduk di bawah pohon rindang.
"Lo mau ngapain?" (Name) melihat Ryan mulai membuat lingkaran dari sulur.
"Buat sesuatu." Ryan mulai sibuk sendiri
Di sela kesibukannya, (Name) mengambil beberapa tangkai mawar dan memegang semuanya menjadi satu. Seolah sedang memberi buket.
"Will you be mine?" canda (Name) memberi tangkai-tangkai mawar tersebut.
"Ogah." tolak Ryan mentah-mentah, kemudian mereka tertawa garing.
"Itu lo pegangnya begitu, yakin tangan lo kagak kemakan duri-durinya?" Ryan mulai khawatir
"Ya iyalah, susah nyabutin durinya," (Name) meletakkan kembali tangkai-tangkai mawar tersebut dan menunjukkan telapak tangannya yang terdapat goresan merah.
"Lo mah," Ryan mengeluarkan tisu dari saku jaketnya dan membersihkan telapak tangan (Name).
Beberapa kali (Name) sempat melatah karena Ryan sedikit menekan lukanya.
"Gak ada tanaman obat apa di sini?" gumam Ryan menoleh sekitaran
"Gapapa dek, cuma segini." (Name) melihat telapak tangannya
"Itu banyak kak," Ryan
"Entar di rumah gw obatin." (Name)
Ryan sedikit menghela napas dan melanjutkan kesibukannya tadi.
"Lo buat.. mahkota?" (Name)
"Hooh, nih." Ryan memakaikan sebuah mahkota bunga yang ia rangkai tadi, di atas kepala (Name), lalu laki-laki itu tersenyum tipis.
"Cantik," gumam Ryan
(Name) mengambil handphone-nya dan menyalakan kamera untuk berkaca. "Ga salah sih."
"Gak usah kepedean lo." Ryan
"Niatnya muji ikhlas ga sih?" (Name)
"Enggak." Ryan
(Name) geleng-geleng pelan. "Nih pakai juga." (Name) tadi sempat merangkai satu.
"Anjeh," gumam (Name)
"Ganteng pasti." Ryan
"Sekarang jadi lo yang narsis." (Name)
"Tapi kan memang gw ganteng." Ryan
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair [✓]
Romance୨⎯ BoBoiBoy Taufan w/ Female!Readers ⎯୧ Semua orang pasti menginginkan keadilan 'kan? Sama seperti (Name) dalam cerita ini. Ia tidak diperlakukan dengan adil dalam keluarganya. Dengan embel-embel "sulung", segalanya harus ditaklukkan olehnya. Apa me...