Chapter 26

405 49 2
                                    

"(Name) ... kapan nikaaahh ..."

"Fan, kita masih kuliah, udah mikir nikah-nikahan aje lo."

"Haruslah! Jangan sampai kayak Blaze yang pacaran mulu, kagak tau kapan nikah."

"Iti kan dia yang mainnya ganti-ganti cewek, udah kayak ganti baju. Kagak jelas kapan nikahnya."

"Berarti kita jelas."

"... Mungkin."

"KOK MUNGKIN SIH?!"

"Ah elah, daripada gua jawab KAGAK."

"Panggilannya!"

Debat ria kembali terjadi. Baru dua bulan pacaran, Taufan sudah kebelet pengen nikah. Dan ya, selama dua bulan itu (Name) dan Ryan masih tinggal dengan Aleya.

Mari kita beralih sejenak pada rumah lama.

"Elnia,"

"Ya??"

"Ela belum pulang, ya?" tanya Deon

"Belum ... kenapa?" balas Elnia

"Bukankah siang hari sudah waktu pulang sekolahnya? Kemana dia? Akhir-akhir ini dia selalu saja pulang sore bahkan malam."

"Ah, itu mah, dia kerja kelompok sama teman-temannya. Nanti selesai juga dia pulang."

"Kerja kelompok? Setiap hari?"

"Aku kurang tau dia belajar apa ..."

Deon menghembuskan napas, lalu berbalik badan. Akhir-akhir ini ia jadi kepikiran anak itu.

Sebenarnya, Deon menyadari ada perubahan fisik darinya, tingkah lakunya yang juga semakin nakal dan membangkang. Ia sudah mencoba memberi perhatian untuknya, tapi ia acuh tak acuh saja.

=====

"Gugurin aja."

"Tapi, Ver ..."

"Gugurin, atau kita putus?"

"Kamu masih sayang aku 'kan?"

"Of course dear ... sekarang, gugurin anak itu. Aku ataupun kamu gak menginginkannya 'kan?"

Orang itu, Ela, menganggukkan kepala. Ia menatap perutnya yang masih dibaluti seragam sekolahnya. Perut itu mencoba untuk tidak terlihat besar.

"Usianya udah 4 bulan, Ver,"

"Lalu?"

"Aku jadi bimbang buat gugurinnya."

Vero terdiam sejenak, sebelum ia memiliki ide untuk menggugurkan kandungan Ela.

"Kita keluarkan saja, bagaimana?"

"H-hah?! Mana bisa! Belum masuk usia kelahiran!"

"Hmm iya juga, apa dia mau bersembunyi sampai masanya lahir?" Vero menatap perut kekasihnya itu.

"Enggak mungkin, sih ... pasti papa sama mama bakal curiga ... pada akhirnya ketahuan."

Vero menghela napas, lalu menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

"Salah kamu." ujar Ela

"Ck! Andai waktu itu pakai kondom," gerutu Vero

"Salah kamu, Vero, salah kamu!"

"Sadar diri, lo juga mau gua ewe."

"Isshh!!"

=====

"Fan ... ngapain sih kamu masih di sini? Kamu gak kerja di sini, mending pulang sana." ujar (Name) yang masih saja melihat kekasihnya itu di depan supermarket tempatnya bekerja.

Unfair [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang