Chapter 9

353 56 1
                                    

Jam istirahat telah tiba, banyak mahasiswa/i yang keluar dari kelas masing-masing menuju kantin.

(Name) sedang melek di atas kasur UKS dengan bosan. Ia ingin keluar tapi sedikit malas karena dirinya sedang tidak sehat.

"Ada mayat gaes~" Aleya tiba-tiba masuk ke UKS bersama Taufan dan Arga.

Tentunya Aleya tau (Name) sedang sakit dan berada di UKS, karena jampel tadi diisi oleh Shiro dan ia menyempatkan diri bertanya pada Shiro. Apalagi Shiro dan (Name) terbilang cukup dekat.

Begitu tau ketiga temannya memasuki UKS, (Name) memberi mereka jari tengah karena meledek dirinya yang sedang sakit.

"Ngapain kalian ke sini, mau gw tebarin virus?" (Name) sudah siap menebar virus dengan jari-jarinya ia tempelkan di bibirnya seolah akan memberi kiss bye.

"Mau ngebully lo." ucap Arga dengan wajah tak berdosanya.

"Dih, mending temenin gw sakit," (Name)

"Gak ah, mending sehat aja biar kagak dicekoki bubur terus." ledek Taufan

"Oh ya, entaran pasti disuruh makan bubur hambar." sahut Aleya

(Name) sejujurnya ingin membantai ketiga temannya yang amat baik ini seperti orang gila lepas dari rumah sakit jiwa. Mentang-mentang sakit, dirinya malah diledek.

Selanjutnya, (Name) tak menggubris ledekan dari teman-temannya namun ia jadi terlihat seperti orang ngambek.

"Njir, langsung ngambek." Arga

"Kalau datang ga jelas begini, mending kalian keluar," (Name)

"Eh ngambek nih? Bisa ngambek juga orangnya." Aleya semakin ingin meledeknya.

"Diem ya anjir, awas aja nanti kalian yang sakit. Gw ejek kalian pakai es marimbak ama ciki." (Name)

"Udahlah tuh, nanti malah jadi ribut gw gak ikutan." Taufan

"Ga setia lo." Aleya

"Lah emang lo siapa yang harus gw setiain?" Taufan

(Name) jadi tak sengaja memperhatikan Taufan yang sedang berdebat kecil dengan Aleya. Ia langsung ingat dengan saudara jauhnya, Halilintar. Mereka terlihat sangat mirip, sampai-sampai ia terlarut dalam pikirannya sendiri.

Taufan menyadari dirinya diperhatikan oleh (Name), lalu dengan jahil ia menusuk pipi (Name) menggunakan jarinya sehingga (Name) sadar.

"Ada apa lihat-lihat? Suka sama gw?" tanya Taufan ngawur

"Hah? Kaga, kegeeran lo." (Name) tampak mengalihkan arah pandangannya.

"Udahlah Al, mending kita mukbang." Arga langsung menarik Aleya mengajaknya ke kantin.

"Ayo kita tinggalin orang bucin~" ujar Aleya sebelum benar-benar lenyap dari UKS.

"Mana ada!" (Name)

Taufan hanya memperhatikan mereka berdua yang pergi dari UKS lalu beralih menatap (Name), masih dengan senyuman di bibirnya.

(Name) membalas tatapannya dan netra mereka sempat bertemu, namun tidak lama (Name) memutuskan kontak mata mereka.

"Apa?" (Name)

"Gapapa." Taufan

"Hmm, ya gw khawatir aja, lo senyum-senyum begitu terus. Gw pikir lo gila." ujar (Name) ngawur

"Senyum itu kan sedekah, nih sedekah buat lo." Taufan mendekatkan wajahnya ke wajah (Name) dengan senyuman yang tak kunjung luntur.

"Heh--jangan dekat-dekat!" (Name) menahan wajah laki-laki di depannya dan menjauhkan wajahnya sendiri hingga ke pinggir kasur

Unfair [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang