1 Year Later
Satu tahun berlalu sudah, dan tampaknya sebuah keluarga sudah terbentuk. Taufan dan (Name) sudah menikah, serta memiliki seorang anak laki-laki.
"Taufan, gua suruh lo jemur pakaian, ini malah sekalian jemur anak!" omel (Name)
Saat tadi baru pulang dari acara ibu-ibu, (Name) mendapati Taufan sedang menjemur pakaian basah di belakang rumah. Bagus sih itu, tapi ia seketika ingin meledak ketika melihat anaknya juga ikut digantung di jemuran.
"Ya 'kan aku gak rela tinggalin dia di dalam sendiri. Aku ajak dia jemur bareng lah." elak Taufan
"Gak gini jugaa, malah ikutan digantung." (Name) segera mengambil (Childname) dari jemuran. Sedangkan Taufan, ia cengengesan.
"Untung (Childname) enggak nangis." ujar (Name) sambil mengelus punggung anak laki-lakinya yang sekarang sedang ada di dalam gendongannya.
"Berarti dia suka digantung kayak gitu,"
"Lo aja yang digantung."
"E--ehehe galak banget sih, bunda. Nanti, jangan sampai dedenya yang belum lahir ikut galak."
"Gua lagi kagak hamil kali."
"Ya udah, aku hamilin, yaa?"
"Heh--enggak! (Childname) baru umur dua bulan, main buat aja lo."
"Hehe, banyak anak banyak rejeki loh." goda Taufan
(Name) mendelik. "Apa sih, ihh, ngeri gua jadinya." lirih (Name)
"Enggak, enggak, bercanda~, mana mungkin Upan mau nyakitin (Name) hanya untuk dua tim sepak bola."
(Name) yang tadinya menatap Taufan, beralih menatap anaknya. "Nak, nanti kalau udah gede jangan kayak bapakmu ya. Dia emang agak-agak. Bercandanya juga, kadang ngeri begini." ucapnya pada (Childname)
(Childname) hanya diam, tak mengerti apa yang dikatakan bundanya.
"Agak-agak begini juga kamu suka." celetuk Taufan
"Diam ah."
"Huuu~ merah tuh mukanya, huuu." ledek Taufan
Bukh!
Satu sapu ijuk di dekat situ melayang, tapi berhasil ditangkap Taufan.
"Dah ah, males." (Name) pun segera masuk ke dalam melalui pintu belakang.
"Heh, eehh, jangan ngambek, ayang!" Taufan segera menyelesaikan acara jemur pakaiannya, lalu segera menyusul (Name) ke dalam rumah.
Malam hari, merupakan waktu istirahat semua orang. Tak jauh berbeda dengan keluarga beranggotakan tiga orang ini.Sebelum tidur, (Childname) minum susu dari bundanya dulu. Taufan juga kepengen- /heh.
"Apa lihat-lihat? Ayah ganteng ya?" ujar Taufan saat mata besar (Childname) mengarah padanya.
"Ngapain sinis gitu, sih?" celetuk (Name)
Taufan mengerucutkan bibirnya. "(Name), dia banyak banget minumnya daritadi. Upan juga mau."
(Name) seketika mendelik, dengan wajah yang perlahan memerah. "Lo udah tua, masih aja nyusu."
"Iya, susu istri." ujar Taufan
Gak kelihatan sensornya, yah.
"Lagi kenapa sih?"
Taufan mendekat ke arah (Name) yang sedang duduk di sofa kamar mereka. "Susuuu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair [✓]
Romance୨⎯ BoBoiBoy Taufan w/ Female!Readers ⎯୧ Semua orang pasti menginginkan keadilan 'kan? Sama seperti (Name) dalam cerita ini. Ia tidak diperlakukan dengan adil dalam keluarganya. Dengan embel-embel "sulung", segalanya harus ditaklukkan olehnya. Apa me...