Way Home

43 4 0
                                    

A short story written by Laila Ramadani jooha__prana
SMPN 3 Cikarang Selatan

Bandung, 13 Maret 2015

   Ciara Candrawijaya seorang siswa SMA yang sangat berprestasi, Ciara adalah seorang gadis yang sangat menyukai teknik robotika dan telah banyak menghasilkan karya yang dapat membanggakan dan mengharumkan nama sekolahnya. Tidak hanya menciptakan berbagai robot robotan untuk bermain-main atau hanya di pamerkan namun, kadangkala Ciara dapat menciptakan robot untuk membantu manusia.

   Lalu suatu hari Ciara memenangkan lomba dan mendapat sejumblah uang yang lumayan besar, dan Ciara pun menyarankan kepada guru serta teman sekelompok untuk pergi berlibur dengan uang yang dia peroleh.

“Hey teman-teman aku bingung harus ku apakan uang ini bagaimana kalau kita berlibur?apa bu saras juga setuju?” ucap Ciara antusias

“Yasudah kalau memang Ciara ingin menggunakan uang tersebut untuk kita berlibur ibu tidak melarang, tapi dengan satu syarat ibu akan ikut untuk mengawasi kalian”ucap bu saras yang langsung disetujui oleh mereka.

   Pagi hari pun tiba mentari mulai keluar dari tempat persembunyianya dan menggantikan sang bulan untuk menyinari bumi. Ciara yang masih tertidur pun merasa terganggu dengan cahaya matahari yang masuk ke kamarnya melalui sela-sela tirai di kamarnya. Akhirnya Ciara terbangun dan sedikit mengumpulkan nyawa lalu bergegas mandi dan bersiap-siap untuk perjalanan liburan yang akan dia tempuh.

   Ciara pun akhirnya sampai di sekolah ternyata teman temanya sudah berkumpul, disana terdapat Destiny, Seruni, Januar, dan Daniswara namun ada satu yang belum lengkap yaitu bu Saras ‘kemana perginya bu saras ya’ pikir Ciara dalam hati,

“aduh kemana sih bu Saras kok belum datang juga padahal dia yang menyuruh kita datang cepat tapi dirinya sendiri malah datang terlambat” ucap Seruni kesal.

”bersabarlah mungkin bu Saras terlibat masalah yang membuatnya jadi terlambat”ucap Destiny menenangkan seruni

Setelah itu tak lama mobil sederhana berwarna hitam pun muncul dan menampakkan sosok bu Saras yang selama ini mereka tunggu kehadiran nya.

“Akhirnya ibu datang juga” ucap mereka serempak

“haha.. Maaf ya tadi kunci mobil ibu sempat hilang” ucap bu Saras di selingi  tawaan kecil

   Akhirnya mereka pun memulai perjalanan mereka dengan mengendarai mobil bu Saras. Di perjalanan mereka mengobrol, bercanda ria, dan sempat bergosip. Setengah jam perjalanan pun berlalu namun bu Saras harus menghentikan mobil nya.

“loh mengapa berhenti bu? “ucap Januar

“lihat lah di depan jembatannya runtuh” jelas bu Saras

   Mereka pun memutuskan untuk keluar dari mobil guna melihat kondisi jembatan, dan ternyata kerusakan jembatan lebih parah dari yang mereka kira, Daniswara menyarankan untuk memutar arah namun ternyata bahan bakar mobil bu Saras hampir habis dan tidak cukup untuk memutar arah. Dan dengan inisiatif nya Januar pun menyarankan untuk mencari jalan lain atau mencari bahan bakar di kota sebrang jembatan itu.

   Setelah sampai di kota sebrang, tak seperti harapan mereka ternyata kota tersebut adalah kota tak berpenghuni semua nya sudah ditinggalkan oleh pemiliknya. Dengan secacah harapan yang mereka punya mereka pun tetap berjalan sambil melihat-lihat alam sekitar dan sampailah pada suatu sekolahan tua yang sudah sangat terbengkalai.

   Dengan iseng para remaja SMA itu memasuki gedung diikuti oleh gurunya, tanpa diduga ternyata pintu masuk sekolahan tertutup begitu saja dan datanglah kabut sangat tebal melapisi ruangan yang membuat rombongan itu terpisah satu persatu. Dengan hati yang resah dan rasa takut yang luar biasa Ciara pun mencari teman-teman nya yang hanya bermodalkan cahaya senter dari handphone yang Ciara bawa.

Setapak SemangatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang