A Short story written by Siti Sa’adah Marfu’ah
SMPN 3 Cikarang SelatanPada siang hari yang cerah, kapten Benedict saudara dari mayor Gilbert sedang berlayar di laut lepas. Ia menepi sejenak ke pesisir pantai di sebuah pulau berpenghuni untuk beristirahat.
“Ayo semua, kita makan dulu mengisi tenaga untuk melanjutkan pelayaran kita nanti! “ teriak kapten Benedict kepada para pekerjanya.
Di depan restoran sederhana itu, ada seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang berpenampilan lusuh dan kotor. Kapten benedict berjalan ke arah anak perempuan itu dan bertanya “halo gadis kecil, siapa nama mu? “.
Sontak gadis kecil itu melirik kapten Benedict seraya menjawab “saya tidak tahu nama saya, dana saya tidak tahu keluarga saya. Saya dibuang sejak kecil dan terlantar di pulau ini” jawab gadis kecil itu sambil meringis.
Kapten Benedict merasa prihatin “gadis kecil, apakah kamu mau ikut tinggal dengan saya? “ gadis kecil itu langsung meng iya kan ajakan kapten Benedict.
Kapten Benedict membawa gadis kecil itu ke kapal “karena kamu tidak punya nama, saya beri kamu nama Violet Evergarden, kamu tangguh dan indah seperti bunga violet yang bermekaran di kebun. Apakah kamu suka dengan nama itu? “.
Gadis kecil itu pun mengangguk “iya! Aku suka nama itu, terimakasih kapten Benedict”. Kapten Benedict tersenyum sembari mengelus kepala mungil Violet, “semoga kelak kamu tumbuh seperti makna nama mu”
Kapal sudah tiba di pelabuhan Bouganevilla, dimana tempat kapal-kapal besar dari berbagai daerah berlabuh.
“Mari Violet, ikut saya ke istana”, Violet berlari tersenyum ke arah Kapten Benedict lalu meraih tangan Kapten Benedict yang gagah.
Sepanjang jalan menuju istana, di wajah Violet terukir senyuman yang menawan bak bunga violet yang mekar di taman yang indah, namun sesampainya di istana, Violet di bawa prajurit dan di lempar ke ruang bawah tanah yang sunyi dan kumuh. Violet terkejut dan menangis sekencang-kencangnya. Ia tidak menyangka bahwa ia hanya akan dijadikan budak yang akan dihadiahkan kepada Mayor Gilbert oleh Kapten Benedict.
“Jangan menangis gadis kecil yang cantik, kamu harus bersiap untuk esok diberikan pada adikku, Mayor Gilbert. Aku ingin menghadiahkan mu sebagai hadiah ulang tahun dia” ucap Kapten Benedict dari luar jeruji besi. Wajah Violet kembali dibasahi oleh air mata.
Violet berteriak “Kapten Benedict jahat! Sifat mu busuk sekali bagai seorang bajingan! “, Kapten Benedict hanya tersenyum mendengar patah-patah kata yang terucap dari mulut Violet.
Cahaya surya mulai naik menerangi semesta, Violet yang sedang terjaga dari tidurnya pun terbangun oleh gedoran yang berasal dari prajurit. Gembok besi itu dibuka kemudian tangan Violet ditarik dan digiring menuju ke ruang tamu istana. Di sana, duduk dengan gagah seorang Mayor Gilbert yang sudah menunggu hadiah dari kakaknya, Kapten Benedict.
“Ini budak yang aku ambil dari pulau di pesisir sana, dia tidak punya keluarga dan tidak punya nama, jadi aku beri dia nama Violet Evergarden karena dia gadis kecil yang indah seperti bunga violet yang bermekaran di taman istana”
Mata Mayor Gilbert mengeryit dan bibir ia membentuk senyuman.
“Nama dengan makna yang bagus, akan ku bawa untuk jadi budak perang di perbatasan Ivory Village dan Bouganevalley”.
Mayor Gilbert memegang erat tangan Violet dan membawanya ke dalam delman yang dikendarai oleh kuda berbulu putih yang tangguh. “ngiiihaaa” kuda mulai berjalan menuju rumah Mayor Gilbert, sepanjang perjalanan Violet hanya diam tak berkutip. Ia takut dan trauma dengan kejadian oleh Kapten Benedict.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setapak Semangat
Short StoryKumpulan cerita pendek karya siswa Klub Literasi Sekolah 2022. Disini tersimpan abadi karya-karya luar biasa dari peserta KLS angkatan kedua. Ikuti kisah hebat para penulis menuangkan tinta penuh warna dalam setiap lembaran kanvas putih. Selamat ber...