12| Basah

12.3K 1.2K 172
                                    

*vote

.

.

.

"Dek?"

"Da..dalem mas Al."

"Aah... "

Dega bergerak. Seirama dengan arah jarum jam dia memutar di atas pangkuan Alfarizky. Lalu tangan lelaki kekar itu menjalar dari pusat putaran rotasi ke bagian tengah.

"Dega sayang mas Al kan?"

"I...iya mas...em... "

Rayuan peluh semakin bertumbuh membangkitkan keberanian Dega untuk memberikan kesenangan kepada mas Al nya yang gagah perkasa itu.

Alfarizky mengusap pelan kening Dega yang sudah bekerja sangat keras yang mengetatkan pondasi ketahanan nya demi menjepit rudal panjang nya.

Kedua nya mengatur napas. Demikian dengan para pembaca yang makin sesak napas.

"Ah... "

Alfarizky mengganti posisi. Lalu menjalankan peran nya sebagaimana dia seorang Dominan yang tangguh. Menjajaki setiap inci dalam palung tersempit di dunia demi mendapatkan harta karun yang tak terhingga.

Apakah itu? Kenikmatan.

Lalu berganti nya waktu membawa kedua nya dalam lautan peluh yang menarik cinta semakin bertumbuh. Hingga akhirnya sumber mata air ternikmat itu pun mengalir begitu deras tanpa haluan memenuhi palung tersempit.

Basah.
___________________________________________

Gue membuka mata.

Berat. Lalu seketika gue liat ke bawah.

"Yaaah basah!"

Gue bangun dari tidur.

"Dega? Dek? Dega?"

Sial. Kemana dia? Perasaan semalem dia nyaman banget tidur di dada gue. Kenapa ini pagi dia kaga ada di pelukan gue?

Apa jangan jangan dia tau lagi kalo gue lagi mimpiin dia tadi?

Masa iya kerasa sih?

Gue liat ke bawah lagi. Menjulang, basah dan lengket. Sangat sangat jarang terjadi dalam sejarah Alfarizky bangun tidur mimpi basah.

Apa gara gara Dega ya gue jadi bergairah kek gini?

"Aaaaah gak Al, gak. Sadar lo harus sadar. Dia masih bau minyak telon Al, lu jangan dulu punya pemikiran kek gitu sama Dega. Gak baik."

Gue usap-usap muka bantal gue demi membuang jauh pikiran itu dari otak gue. Gue memaki diri sendiri supaya bisa tahan iman dan kontrol diri.

Tapi kemana Dega sekarang?

Gue turun dari ranjang dan mengganti celana piyama gue yang basah lengket itu dengan celana boxer.

Disaat gue lagi asik ganti celana, gue mencium aroma wangi Lidah kucing yang baru keluar dari oven. Hm.. Pasti dia disana.

Gue bergegas turun buat nyusul Dega di dapur. Dan bener aja, dia ada di dapur sekarang. Lagi angkat angkat seloyang lidah kucing pake sarung tangan oven yang nampak kegedean di telapak tangan nya.

"Selamat siang, mas Al." sapa nya ramah dengan senyum merekah.

Ah.... Hati gue menghangat langsung di sambut senyum manis dari calon istri gue itu. Gue bener bener bahagia.

Tapi kok... Selamat siang?

Pas gue liat jam ternyata udah jam 11 siang. Matahari udah meninggi dan bias cahaya nya menyorot masuk ke dalam rumah lewat dinding kaca sisi belakang.

DEGA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang