*vote
.
.
.
Ingat disaat gue sama Dega mau mengukir kenangan indah selagi masih bersama?
Disini lah kami sekarang. Di pantai selatan yang mencoba mengembara mimpi indah dan bahagia atas kebersamaan gue sama Dega.
Sang Fajar masih malu malu menyapa makhluk nya. Memberikan senyum terindah yang makin merekah di timur sana. Bayangan bias pohon kelapa menandakan bahwa kami semakin dekat dengan pantai.
Lalu sampailah kami di pantai selatan yang membentang luas dengan deburan ombak yang menggebu saat pasang tiba kala pagi buta.
Mata Dega berbinar sambil berkata Wow dengan lirih. Dia pernah bilang ke gue,
"Mas. Pantai itu kaya apa sih? Dega pengen liat. Mas mau gak antar Dega ke pantai?"
Gue tersenyum bahagia melihat senyum nya kembali merekah setelah melawan keraguan yang terkadang datang tak tepat waktu. Menguji kesabaran batin masing-masing dari kami agar gimana cara nya kami tetap bersama.
Bukan soal hal lain yang belum tentu terjadi, kami lebih mengutamakan komitmen awal bahwa kami harus Bahagia. Bagaimanapun yang terjadi.
Langkah Dega mendekat ke arah pasir pantai dengan telapak kaki tanpa alas.
"Mas, "
"Dalem sayang."
"Dega mau kesan boleh?" jari nya menunjuk ke arah bibir pantai.
"Iya sayang. Boleh!" Gue usap lembut rambut nya kala dia meminta ijin.
Lalu dia berlari di hamparan pasir pantai yang menghipnotis nya seakan menemui level kebahagiaan yang lebih tinggi dari biasanya.
"Wohooooooooo...... " Teriaknya lantang yang baru gue dengar kali ini.
Dia bebas. Dia seneng banget pas lari larian di bibir pantai. Cipratan air laut di kala dia lari itu seakan menjadi saksi bahagia nya Dega.
Biarin aja. Lagipula dia mau belajar untuk lebih dewasa dengan kenyataan pahit yang sesungguhnya dalam hidup. Belajar akan jahat nya kehidupan yang memaksa kita untuk tidak menutup mata bahwa dunia itu luas.
Banyak sisi yang perlu di pelajari dari sikap seseorang yang datang di hidup kita. Karena Dega, aku belajar tentang apa itu menghargai setiap momen yang ada. Menghargai setiap pertemuan hingga melupakan jika nanti pasti ada yang nama nya perpisahan.
Lupakan.
Itu hanya sebagian kecil ketakutan hati gue. Itu gak penting.
Lebih penting sekarang gue ikutan lari-larian sama Dega disana. Dia ketawa puas banget pas gue kejar.
"Mas Al??" panggil nya sedikit berteriak karena suara kami tertiup angin.
Disaat gue menoleh, tiba-tiba,
Pluk. / Dega lempar gumpalan pasir basah mengenai dada gue. Dan sedikit pasir itu juga kena di pipi gue.
"Heeeh.... Nakal ya kamu dek."
"Lariiiiiiiiiii...... "
"Bersiap lah. Monster laut paling ganteng akan mengejarmu.... "
"Kyaaaak....... Lari ada monsteeeer.... "
Gue kejar dia. Buset, gue sempet lupa kalo Dega itu tinggi nya hampir sama kek gue. Jadi langkah kaki saat dia lari pun juga panjang. Tapi gue gak nyerah, walaupun sama hebat nya soal lari, akhirnya gue bisa nangkep dia di dalam pelukan.
![](https://img.wattpad.com/cover/324110498-288-k346428.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGA ✔️
Teen FictionSuara lembut nya yang selalu sukses bikin senyum gue merekah sepanjang hari. Dega, cowok tercantik yang mengubah cara pandang gue mencintai manusia. Seperti ucap nya kala itu, "mas Al jangan bunuh diri ya. Dega disini sayang mas Al." Sejak saat itu...