*mohon di bantu Vote ya,
makasih.
.
.
.
Fajar menyingsing mengiringi perjalanan kami yang hampir sampai di pos 4. Trek pendakian makin curam dan vegetasi mulai di dominasi tanaman Cantigi.
Itu menandakan bahwa puncak sebentar lagi.
"Huh.... Capek Al." ucap Deni yang duduk di deket area Watu Tatah. Pos 4 Sindoro via Kledung.
"Gimana Lawu kemarin? Dapet view gak?"
"Dapet lah. Debu nya gila bet anjir. Panas. Tapi overall oke sih, Cemoro Sewu recommend." Lalu Deni menenggak air mineral nya.
"Lo harus coba via Cetho!" Gue ambil itu botol air mineral dari tangan Deni lalu gantian gue yang minum.
"Bener tu Al, minggu depan yok kesana. Ajakin gue lah sekali kali. Gue pengen juga lewat jalur itu. Katanya sabana keren!"
"Parah. Keren asli. Gue aja ketagihan."
"Yaudah lah gas minggu depan. Sat set."
"Haha. Bisa aja lu. Kelarin tugas kuliah nya. Masih numpuk tuh."
Sejenak berbincang gue sama Deni lalu lanjut foto di area Watu Tatah. Area yang iconic kalo lewat jalur ini.
Karena kalo beruntung dapet cuaca cerah, kita bakal di suguhkan pemandangan lautan awan yang mengelilingi gagah nya Gunung Sumbing di sebrang sana.
Asli, ini candu.
Ini buktinya...
Gue berdiri di atas Watu Tatah mencoba segagah gunung Sumbing. Membusungkan dada dan gue tarik napas dalam dengan mata terpejam.
Sungguh, karunia Tuhan yang satu ini bikin gue jatuh hati.
Gue berfikir,...
Apa ada yang bisa mengalahkan semburat indah pemandangan manis di hadapan gue ini?
Gue terbayang-bayang suatu hal manis. Lalu apa yang bisa mengalahkan manis nya lautan awan Sindoro Sumbing?
Ibuk? Tentu. Tapi kenapa gue belum menemukan sesuatu yang bikin hati gue puas?
Dega?
"Haha... Lucu sekali. Bahkan gue tau wajah nya aja belum." Monolog gue dalam hati.
Tapi ada setitik harap yang menanti waktu untuk bertatap. Sebuah rona semu yang membangkitkan hasrat ingin bertemu.
Entah lah...
Nama itu gak mau beranjak walau sejenak dari otak. Mau nya selalu mengusik hingga berisik yang turun ke hati lalu tertarik.
"Dega." Mata gue terpejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEGA ✔️
Teen FictionSuara lembut nya yang selalu sukses bikin senyum gue merekah sepanjang hari. Dega, cowok tercantik yang mengubah cara pandang gue mencintai manusia. Seperti ucap nya kala itu, "mas Al jangan bunuh diri ya. Dega disini sayang mas Al." Sejak saat itu...