Pagi pun telah tiba, waktunya Alena untuk berangkat sekolah tetapi gadis itu masih setia menutup matanya dibawah gulungan selimut.
Sedangkan lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor, dengan memakai stelan jas warna hitam tidak lupa dengan dasi yang bertengger di lehernya.
Ia sesekali melirik ke arah ranjang sambil menghela nafas lelah, sebab Alena beberapa kali ia bangunkan tetapi tidak ada pergerakan sama sekali yang ada menggeliat dan menarik selimutnya.
Sekarang Bara berjalan ke kamar mandi mengambil air di dalam gayung untuk membangunkan Alena, mungkin ini satu-satunya cara untuk membangunkannya.
Byurrrr
"AAAA BANJIR-BANJIR!!! MAMA BANJIR MAAAA" teriak Alena kaget lalu melompat dari kasur.
"Ihhhh om Bara kenapa kok aku di siram sihh?! Tanya Alena sedikit kesal.
"Kamu saya bangunin dari tadi aja ga bangun-bangun, situ tidur atau simulasi?" Tanya balik Bara dengan nada datar andalannya.
"Yaudah sih bye" kesal Alena lalu pergi ke kamar mandi untuk segera mandi.
Tapi tidak lama Alena kembali mendekati ranjang dan membawa bantal, belum sempat bertanya Bara malah mendapat pukulan bantal dari Alena.
"HAHAHAHA" tawa Alena menggelegar di dalam kamar dan tentunya sambil berlari ke kamar mandi menghindari amukan dari suaminya itu. Raut wajah Bara langsung berubah kesal karena tindakan Alena yang seenaknya.
Kemudian, Bara berjalan ke luar kamarnya menuju meja makan, di sana sudah ada Mika yang baru saja duduk di kursi.
"Alena mana pah?" Tanya Mika sambil memainkan ponselnya.
"Masih mandi, baru bangun" jawab Bara
"Kebiasaan" Mika menggelengkan kepala sudah tidak heran lagi dengan Alena yang sering bangun kesiangan.
"Selamat pagi" sapa Alena kepada dua bapak dan anak itu yang sedang duduk di kursi meja makan.
Pagi" balas Bara dan Mika serentak.
Setelah itu merekapun mulai makan dengan khidmat, hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu yang sedang beradu dengan piring.
"Nanti papah yang anterin kalian" ucap Bara memecahkan keheningan di meja makan.
"Aku sama Mika bisa naik mobil sendiri kok, om bisa langsung aja ke kantor" balas Alena sedangkan Mika hanya diam.
"Saya mengucapkan pernyataan bukan pernyataan yang berarti tidak boleh dibantah"
Ah Alena mungkin lupa kalau orang yang kini menjadi suaminya adalah orang yang keras kepala dan tidak mudah untuk dibantah.
Tanpa sepatah kata Bara langsung berdiri dari duduknya menuju mobilnya yang kini sudah berada di halaman rumah.
"Yaudah ayo nanti papah marah" ajak Mika kepada Alena, kemudian berdiri dari duduknya.
"Huftt yaudah deh" Kemudian keduanya mulai berjalan ke depan menyusul Bara yang sudah berada dalam mobilnya.
Setibanya mereka di depan gerbang SMA Nusantara, Alena dan Mika hendak keluar dari mobil tapi sebelum itu tidak lupa berpamitan dengan Bara terlebih dahulu.
Mika keluar mobil terlebih dahulu sebelum Alena, ketika Alena hendak membuka pintu mobil tangannya dicekal oleh Bara.
"Kenapa om?" Tanya Alena heran
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENA
Teen FictionFollow sebelum membaca!! Kalau ga mau juga gpp sih, engga maksa saya mah Bercerita tentang seorang gadis bernama Alena Queenzie Alexandria yang masuk kedalam kehidupan seorang duda yang notabenenya adalah ayah dari sahabatnya. Note : Cerita dari pem...