0.07

1.3K 99 4
                                    

Happy reading.


"bar Lo yakin mau nikahin Alena?" Tanya Andrian yang kini sedang berada di ruangan CEO kantor Bara.

"Kenapa engga?"

"Alena masih SMA bar cari orang lain aja"

"Kalau gue ga mau gimana?"

"Maksud lo?" Bara hanya mengangkat bahu acuh

"Gue ga bakal biarin Alena nikah sama lo, dia masih remaja masa depan dia masih panjang" desis Andrian

"Coba aja kalau lo mau dia tau tentang orang tuanya yang dulu mau ngebunuh anaknya sendiri waktu masih ada di kandungan." Ucap Bara santai tetapi mampu membuat Andrian mengeraskan rahangnya.

"Jangan sampai lo ngelakuin itu"

"Kenapa ga boleh?" Tanya Bara berpura-pura tidak tahu akibat apa yang akan terjadi jika sampai Alena tahu.

"Lo cuman punya 2 pilihan"

"Pertama Lo biarin gue nikahin Alena dan gue ga akan bilang apa-apa ke dia"

"Kedua, Lo ga biarin gue nikahin Alena dan gue bakal kasih tau Alena tentang itu"

"Sebenarnya sih kedua pilihan itu menguntungkan bagi gue tapi Lo engga"

"Lo terima gue ataupun engga tetep aja Alena bakal berada ditangan gue" Andrian memejamkan matanya guna menahan emosi terhadap perkataan Bara.

Ia kini sedang berpikir keputusan apa yang akan diambilnya. Mungkin membiarkan Bara menikahi Alena akan lebih baik supaya Alena tidak mengetahui tentang kebenaran itu.

Walaupun semuanya sudah berlalu cukup lama, Andrian tidak bisa membayangkan reaksi putrinya itu jika ia mengetahui bahwa ia pernah hampir digugurkan ketika masih didalam kandungan.

Andai saja dulu Bara tidak mencegah Andrian dan Olivia untuk menggugurkan janinnya mungkin Alena tidak akan ada didunia ini.

Dan untuk alasan kenapa Bara ingin menikahi Alena hanya Bara dan author yang tahu.

"Oke fine gue bakal biarin Lo nikahin Alena" putus Andrian, tentunya Bara senang akhirnya keinginannya akan segera terpenuhi.

*******

"Lo pulang sama siapa Len?" Tanya Tara

"Bareng gue aja kalau Lo mau, gue dijemput bokap soalnya" timpal Mika, Alena hanya menggelengkan kepala menolak ajakan Mika.

Kini mereka sedang berada di depan gerbang menunggu jemputan, karna beberapa menit yang lalu sudah berbunyi bel pulang sekolah.

Mereka hari ini memang tidak membawa mobil sendiri, katanya sih males nyetir.

"Gue duluan guys tuh udah dijemput" pamit Tara

"Iya hati-hati" ucap Alena dan Mika serempak

Tara memasuki sebuah mobil yang merupakan jemputan supir pribadi keluarga Tara, dan kemudian mobil itu melaju meninggalkan daerah sekolah.

"Lo beneran ga mau bareng gue?" Tanya Mika memastikan

"Iya bener Lo pulang aja duluan"

"Yaudah gue duluan ya tuh mobil bokap udah dateng" tunjuk Mika kepada mobil yang baru sampai diseberang jalan.

"Iya hati-hati ka" Alena melambaikan tangan ketika Mika sudah sampai di seberang jalan.

ALENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang