Kegundahan

311 41 3
                                    


Flashback

"Dari awal sudah ku duga bahwa kamu pasti akan menggoda Yoongi oppa."

Seorang gadis yang hendak menemui pujaan hatinya pagi itu justru mendapati sang pujaan hati bergandengan tangan mesra dengan kekasihnya di kantor.

.

.

.

"Maaf Nona Rachel, saat ini Tuan Min sedang tidak ada di tempat." Wendy segera menghampiri Yoo Rachel yang hendak memasuki ruangan Yoongi.

"Berlagak polos tapi ternyata menyimpan rencana licik untuk menggoda atasan."

"Kalau memang tidak ada urusan yang lain, sebaiknya Anda segera pulang Nona." Wendy terus berusaha sabar.

"Kamu berani mengusirku?!! Apa kamu tidak pernah berkaca, seorang sekretaris rendahan memimpikan seorang pemilik perusahaan? Lihatlah apa yang bisa kamu lakukan saat oppa harus bekerja keras berjuang mencari calon investor. Kamu hanya bisa duduk di sini tanpa membantu dan berani-beraninya mengusirku!!!"

"..."

"Seorang gadis sepertimu memang tidak cocok dengan Yoongi Oppa. Lihat saja, dengan koneksiku, aku yang akan membantu oppa menemukan investor karena akulah orang yang layak bersanding dengannya."

Setiap kata-kata tajam yang disampaikan Yoo Rachel memang menyakitkan, namun mengandung kebenaran bagi Wendy. Sudah dua hari ini ia melihat sendiri bagaimana kerasnya Yoongi bekerja, bahkan sampai harus tidur di kantor. Tapi hari ini Wendy justru melihat semua kerja keras kekasihnya itu harus kembali menelan kenyataan pahit karena belum berhasil mendapatkan hati para investor itu. Sedangkan dia, hanya duduk diam tanpa bisa membantu apa-apa. Dan Wendy juga sadar, seorang nona besar seperti Yoo Rachel pasti bisa memberi dukungan pada Yoongi di saat-saat seperti ini.

Sejenak terpikir di benak Wendy untuk mengungkapkan rahasia besarnya demi membantu Yoongi. Tapi ia mengurungkan niatnya karena itu akan membuatnya sama saja dengan Yoo Rachel. Dan ia tidak suka itu.


Tok tok....

"Selamat malam Tuan Min."

"Jangan panggil aku Tuan Min, di sini hanya ada kita."

"Ah maaf oppa."

"Ada apa Wendy-ah? Apakah kau merindukan aku?"

"Bukan begitu oppa. Apakah oppa sudah makan? Ini sudah melebihi jam makan malam, kalau oppa belum makan aku bisa memesakannya untukmu."

"Berarti hanya aku yang rindu." Ucap Yoongi dengan raut muka dibuat sesedih mungkin.

"Aku juga sangat merindukan oppa, tapi aku memahami kalau saat ini oppa sedang sibuk, jadi..."

"Aku mengerti sayang. Aku sudah makan tadi. Maaf hari ini kamu pulang sendiri dulu ya, ada yang masih harus aku kerjakan."

"Apakah tidak ada yang bisa aku bantu?"

"Tidak apa-apa sayang, istirahatlah. Ini sudah malam."

"Baiklah oppa, aku akan merapikan beberapa berkasku dulu sebelum pulang."


"Oppa..."

Wendy memasuki kembali ruangan bos sekaligus kekasihnya. Kali ini ia kembali melihat pria yang tengah mengisi hatinya itu tertidur di ruangan kantornya, di atas tumpukan berkas di mejanya.

Hati Wendy benar-benar sakit melihatnya. Disaat seperti ini ia tidak bisa membantu banyak.

Ia meletakkan sebuah kotak berisi makanan di dekat meja kekasihnya itu, berharap agar itu dapat sedikit menunjukkan rasa perhatiannya.

Bosku ternyata ... | Wenga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang