Bonus Part

347 29 0
                                    


Seorang gadis bermata monolid itu tengah merias diri di depan cermin. Sebagai seorang selebgram, tentunya ia terbiasa merias dirinya sendiri. Namun kali ini riasannya sedikit berbeda, riasan yang terasa lebih spesial untuk acara spesial sahabatnya.


Ting Tung....

"Jam berapa sih ini kok Mochi udah datang aja." Sewot Seulgi.

Ia segera keluar dari kamarnya dan membukakan pintu untuk Mochi, kekasihnya. Yup, Park Jimin dengan panggilan kesayangannya Mochi.

"My beaarrr...." Seru Jimin begitu pintu dibukakan sembari berusaha memeluk kekasihnya.

"Jangaann..." Seulgi mendorong kekasihnya itu menjauh.

"..." 

"Nanti riasanku luntur dan menempel di bajumu sayang."

"Benar juga sih."

"Tunggu sebentar ya aku mau ganti baju."

"Sini aku bantu."

"Heehhh!!!"

"Hehe..."

10 menit...

15 menit...

20 menit...

"Seulgi lama banget sih. Ganti baju apa molor sih dia." Gerutu Jimin sambil melihat jam tangannya.

Tiba-tiba....

"Aaaarrrrrhhhh..."

Jimin yang mendengar teriakan dari dalam kamar kekasihnya itu segera berlari menghampiri namun tidak berani langsung masuk karena kekasihnya itu tadi sedang ganti baju. Bisa-bisa diamuk seminggu kalau ia berani-beraninya masuk tanpa ijin.

"Sayangku ada apa?"

"Jimiiinnnnn..."

"Kenapa?" Tanya Jimin sambil terus mengetuk pintu.

"Masuklah dan tolong aku."

Jimin segera masuk ke kamar kekasihnya itu dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan di depannya.

"Astaga sayangku, kamu kenapa?"

Menampilkan Seulgi yang masih setengah selesai berpakaian. Bahu dan sebagian punggungnya masih terekspos.

"Punggungku terjepit resleting"

"Hahahahahha..."

Sungguh lucu sekali kekasihnya ini.

"Kenapa malah tertawa? Kamu senang aku menderita begini?"

"Tidak... Tidak..." Jimin segera menghampiri kekasihnya dan mencoba membantunya.

"Kamu sangat lucu baby bear. Bagaimana bisa punggung terjepit resleting."

"Tentu bisa. Buktinya punggungku bisa."

"Iya iya... Nah sudah selesai."

"Tolong bantu aku mengikat bagian atas gaunku ini."

"Sebenarnya aku lebih suka melepasnya sih daripada mengikatnya begini."

"Hah?"

"Gapapa sayang, kamu cantik banget hari ini."

"Makasih. Jadi, kapan?"

"Kapan apanya?"

"Kapan kamu nikahi aku Park Jimin?"

Mendengar itu, Jimin sangat bahagia.

"Gimana kalau besok?"

"Boleh."

Kedua sejoli itu melanjutkan kembali aktifitas mereka di kamar itu sebelum berangkat ke acara yang sangat penting.

Bosku ternyata ... | Wenga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang