CEO Tampan, tapiiii ....

476 62 0
                                    

"Saya Park Jimin, sekretaris lama CEO Min."


"Sekretaris lama? Jadi laki-laki ramah ini bukanlah atasanku?" Wendy sedikit kecewa karena dia berharap laki-laki tampan dan ramah inilah yang akan menjadi bosnya.


"CEO Min sedikit terlambat karena ada beberapa urusan. Silakan duduk dulu sambil menunggu kedatangan beliau."


Dari kejauhan terdengar keributan yang berasal dari suara seorang laki-laki dan perempuan.

"Pokoknya kali ini kamu harus nurut Yoongi! Dia pilihan mamah dan mamah tau dia akan menjadi sekretaris yang terbaik untukmu."

"Buat apa sih ganti-ganti sekretaris, Jimin sudah sangat tahu segala jadwal dan cara kerjaku. Aku tidak mau harus mengajari orang baru yang nanti ujung-ujungnya pasti akan resign lagi dari sini. Ini sudah kesekian kalinya mamah mengganti sekretarisku dan aku sudah bosan."

"Itu salahmu sendiri Yoon, makanya jadi orang jangan galak-galak. Pasanglah sedikit senyum di wajahmu itu."


Pintu ruangan tempat Wendy dan Jimin menunggu terbuka dengan tetap menampilkan perdebatan antara ibu dan anak pemilik perusahaan tersebut.


"Selamat pagi Nyonya Min, selamat pagi CEO Min." Ucap Jimin sopan untuk menunjukkan keberadaannya di ruangan tersebut agar mereka berhenti berdebat.

Wendy hanya membungkuk untuk menyambut orang yang paling berkuasa di perusahaan tempatnya bekerja.


"Selamat pagi Jimin. Lihatlah betapa tampannya seorang lelaki yang selalu memberikan senyum ramah seperti ini." Sindir Nyonya Min sambil melirik anaknya.

"Oh, sekretaris baru Yoongi juga sudah ada di sini rupanya."

"Selamat pagi Nyonya Min." Sapa Wendy ramah.


Seketika mata Yoongi menuju gadis dengan setelan pink tersebut setelah mendengan suara lembut gadis itu.

Wendy yang sadar ditatap oleh bosnya mendadak gugup. "Selamat pagi Tuan Min, perkenalkan saya Son Wendy." Perkenalan singkat Wendy, tidak lupa membungkuk sembilan puluh derajat untuk menghormati bos barunya tersebut.


"Gimana Yoon? Pilihan mamah gak salah kan?"

"Nyonya Min seperti sedang memilihkan calon istri saja." Celetuk Jimin dibalas tatapan tajam dari Yoongi.

"Walaupun aku menolak, mamah tetap akan memaksa kan? Jadi pendapatku tidak dibutuhkan di sini."

"Tinggal bilang iya aja ribet banget sih." Nyonya Min ngedumel gara-gara ucapan anaknya.

"Baiklah Wendy, mulai sekarang kamu akan menjadi sekretaris Yoongi. Selama sebulan ini Jimin masih akan mendampingimu, saya harap kamu bisa segera nyaman bekerja di tempat ini."

"Baik Nyonya Min, terima kasih. Mohon bantuannya Tuan Park, Tuan Min."

"Baiklah Jimin, antar Wendy menuju ruangannya dan berikan arahan tentang pekerjaan yang harus ia lakukan. Ada yang mau aku bicarakan dulu dengan Yoongi."

"Baik Nyonya Min."


Sepeninggalan Jimin dan Wendy, argumen ibu dan anak itu dimulai kembali.

"Kenapa sih mamah kekeh banget kali ini. Pekerjaanku banyak, jadi aku membutuhkan sekretaris yang kuat dan cekatan. Kenapa malah memberiku sekretaris perempuan lagi."

"Apa kamu tidak dengar rumor di luar sana, orang-orang mengira kamu suka sesama lelaki karena kamu gak pernah punya pacar. Bagaimana seorang CEO perusahaan besar memiliki citra seperti itu. Mamah juga sudah pengen punya menantu dan cucu."

"Kalau mamah mau punya cucu aku tinggal membuatkannya saja, kenapa harus ganti sekretaris?"

"Ngawur kamu, aku tidak mau ya punya cucu hasil hubungan tidak jelas dengan wanita tidak jelas."


Yoongi lelah dengan perdebatan sia-sia ini, dia tetap tidak bisa melawan mamahnya dalam urusan adu mulut seperti ini.

"Baiklah, aku menerimanya menjadi sekretarisku. Tapi bila kali ini dia keluar seperti sekretaris sebelumnya, jangan memberiku sekretaris baru. Bagaimana?"

"Oke deal. Mamah janji ini yang terakhir. Tapi kamunya juga jangan galak-galak. Awas ya, mamah mengawasimu terus."

"Iya iya..."


Setelah Nyonya Min pulang, Yoongi tiba-tiba menemukan ide supaya sekretaris barunya tersebut segera mengundurkan diri dari perusahaannya.

Bosku ternyata ... | Wenga [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang