Natasha dan sahabatnya Renata tengah berlari dari arah parkiran dengan terburu buru. Beberapa kali mereka menabrak dan menyenggol kendaraan yang berada di sana.
"Hati hati yang. Jangan buru-buru, pelan pelan aja" teriak seorang pemuda dari arah belakang.
"Nanti keburu mulai acaranya" sahut Renata.
Sambil berlari Natasha terus melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Gimana sha, masih sempet gak nih?"
"Wah keknya udah mulai nih acaranya"
Renata membulatkan matanya terkejut.
Hah hah hah .....
"Rasanya kaki gue mau patah" ujar Natasha memegangi kedua lututnya. Renata mengangguk menyetujuinya. Ia ikut memegangi kedua lututnya yang terasa berat.
"Kalo tau tempat parkiran sama gedungnya bakal sejauh ini, Gue gak bakal pake sepatu hak tinggi kek gini" ucap Renata kesal.
"Ayo masuk, kenapa berenti disini?" Ucap Juan, merangkul pundak kedua gadis yang tengah mengistirahatkan kakinya.
"Capek tau!" Sungut Renata.
"Siapa suruh tadi lari larian"
"Ayo masuk" ajak Juan. Menggiring kedua gadis itu untuk masuk ke dalam gedung.
Setelah memberikan undangan kepada terima tamu sebagai data kehadiran. Ketiganya masuk ke dalam gedung putih tempat acara diselenggarakan.
"Deva!" Sapa Renata pada pemuda tampan, si pemilik acara.
Deva yang tengah menyapa tamu yang datang. Bergerak menghampiri kedua sahabatnya.Ia tersenyum hangat pada gadis cantik yang menyapanya barusan. Dan pemuda yang berdiri di samping gadis itu.