peraturan

101 22 11
                                    








Deva terkejut melihat istrinya tak ada didalam kamar, Ia bergegas turun ke lantai bawah saat mendengar suara televisi.

Dan benar saja, gadis itu ada disana tengah menonton acara TV ditemani cemilan dan soda.

"Gak tidur?"

"Belom ngantuk" sahut Asha tanpa menoleh.

Deva berjalan menghampiri Asha yang tengah duduk di sofa. Ia memilih duduk di bawah tepat dihadapan sang istri.

"Bantu keringin rambut gue dong" ujar Deva, memberikan handuk kecil pada istrinya.

"Males ah" sahut Asha.

"Ayo dong" bujuknya.

"Ogah"

"Plis lah, ntar kalo gue masuk angin gimana?"

"Ya suruh keluar"

Deva terus menyodorkan handuk kecil tepat di wajah gadis itu, membuat Asha yang tengah menonton televisi dengan hikmat itu jadi terganggu.

"Mandiri kek jadi orang" Asha menyambar handuk yang dipegang Deva dengan raut wajah kesal.

"Gak bisa, gue kan BCA"

Asha memutar bola matanya malas. Ia beralih pada handuk yang ia pegang dan mulai menggosokkannya pada rambut deva yang basah.

"Aduh pelan pelan sha, ntar pala gue ngikut" ucap Deva sembari memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Ya udah nih, gosok sendiri"

"Gak ikhlas banget lo bantu suami"

"Emang nggak"

Asha kembali mengeringkan rambut Deva dengan handuk, kali ini lebih pelan dari yang sebelumnya.

"Kerjaan lo gimana?" Tanya Deva.

"Ya gak gimana gimana" balas Asha tak semangat.

"Lo udah lama kerja di sana, masa tetep gak boleh"

"Ya mau gimana lagi, itu udah peraturan dari sananya"

"Hmm bagus deh, lo jadi bisa istirahat kan" Asha diam tak menjawab.

"Gak usah terlalu dipikirin sha, kan ada gue. Biar gue yang kerja, lo istirahatin badan lo di rumah"

"Hmm" Asha mengangguk meski terasa berat.

"Lo kapan masuk kerja?" Tanyanya pada sang suami.

"Abis kita bulan madu"

"Apa?!" Asha berteriak kaget, membuat Deva yang duduk di depannya ikut terperanjat kaget.

"Pake bulan madu segala?" Deva mengangguk mengiyakan.

"Gak bisa dibatalin emang?"

"Gak bisa" Deva beralih duduk di samping Asha sembari memijat telinganya yang terasa panas.

"Tapi gue gak punya paspor"

"Ntar diurus, gampang"

"Ngapa pada sat set sat set begini sih, gue kan pengen napas bentar"

"Sini gue bantu napas" Asha dengan cepat menepis tangan suaminya yang berusaha meraih tengkuknya. Membuat pemuda itu tergelak puas.

Deva beranjak dari tempat duduknya, ia berdiri tepat dihadapan Asha, membuat gadis itu mengernyit heran.

"Karena rumah ini gue yang beli, jadi gue mau ngasih peraturan" ucap Deva tiba tiba.

"Oh mentang mentang elo yang beli rumah jadi bisa ngasih peraturan seenaknya gitu. Ini namanya semena mena" sahut Asha tak terima.

Marry My FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang