mempelai wanita

107 21 12
                                    









Natasha terdiam menatap pantulan dirinya didalam cermin.

"Hallo Asha?"
"Ada apa sayang?"

Natasha terdiam. Suara itu membuat keberaniannya yang telah susah payah ia dapatkan memudar dengan cepat.

"Natasha?"

"Mama...."

"Iya, ada apa sayang"

"Mama, aku nikah"

"Kamu serius? Kalo gitu sepulang kerja bawa calon kamu kerumah" Suara sang ibunda terdengar begitu antusias.

"Aku nikah sekarang ma"

"Maksud kamu gimana sih sayang?"

Natasha menceritakan semuanya, dari dia datang hingga berakhir ia duduk di kursi meja rias.

"Kirim alamatnya. Mama kesana sekarang"

"Mama nggak marah?"

"Sekarang mama tanya sama kamu, kamu keberatan atau enggak. Mama akan tetap dukung semua keputusan kamu"

"Kalo kamu keberatan, mama akan-"

"Nggak kok ma. Aku nggak keberatan sama sekali"

"Kamu serius?"

"Iya ma"

"Bilang sama keluarga Deva untuk nggak memulai acaranya sebelum mama sampe di sana"

"Mama gak perlu dateng. Mama sama Papa kan baru pulang dari luar kota"

"Gak dateng gimana sih. Ini anak mama satu satunya bakal nikah. Masa mama gak dateng"

Natasha mengangguk mengerti meski ia tahu mamanya tak dapat melihat itu.

"Kalo gitu mama mau siap siap dulu ya"

"Iya ma, hati hati ya"









Brakk....!!

"Asha!" Teriak Renata dari depan pintu masuk.

"Rusak dah tu pintu" gumam Natasha.

"Temen gue mau nikah!" Seru Renata berlinang air mata.

"Lo ngomong apa sih"

"Gue bingung sha, gue bingung harus sedih atau seneng" ujar Renata.

"Kok gitu?" Tanya Natasha tak mengerti dengan kata kata yang dilontarkan sahabatnya itu.

"Gue sedih karena lo harus nikah gara gara gantiin posisi orang lain, tapi gue juga seneng karena satu satunya sahabat gue yang gak mau nikah ini beneran bakalan nikah" Renata menjelaskan dengan panjang lebar dengan air mata yang terus jatuh tanpa henti.

"Ish" Natasha memukul gemas sahabatnya. Renata justru membalas Natasha dengan memeluk erat tubuh gadis itu.

"Udah jangan nangis, ntar gue ikutan nangis" Renata mengangguk paham sembari menghapus air matanya.

"Asha! Kalo nanti Deva macem macem sama lo, lapor gua. Biar gue patahin leher tu orang"

"Kalo soal matahin leher gak perlu elu ren. Gue jagonya" balas Natasha diiringi tawanya.

Renata tersenyum melihat tawa Natasha kembali. Sejak ibunda Deva meminta Natasha untuk menggantikan wulan sebagai mempelai wanita. tawa dan senyuman gadis itu menghilang.

"Penghulunya udah dateng" Ucap seseorang yang baru saja masuk.

"Gue keluar dulu ya, semangat sayangkuh" ujar Renata sebelum tubuhnya menghilang dari pandangan Natasha.

Marry My FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang