bimbang

47 9 1
                                    








Kita lewatkan perjalanan dari jepang kembali ke Indonesia yang melelahkan.

Kini Deva sudah berada di depan rumahnya.

"Duluan ya" sapa Juan yang masih berada di dalam taksi. Deva mengangguk sebagai jawaban.

Setelah taksi yang dinaiki Juan dan Renata tak terlihat lagi, Deva pun beranjak masuk kedalam rumahnya.

Lalu Asha dimana?

Jangan khawatir, sekarang Asha sudah berada ditangan orang yang tepat.

Deva terdiam di tengah tengah tangga menuju kamarnya, ia benar benar heran. Sejak kapan deretan tangga dirumahnya ini jadi sebanyak ini. Apa karena dia terlalu lelah atau karena dia yang sengaja berjalan dengan perlahan.

Dilihatnya Asha yang masih tertidur pulas di dekapannya begitu tenang dan lucu baginya.

Deva kembali menaiki anak tangga dengan perlahan karena tak ingin istrinya yang saat ini ia gendong itu terbangun.

Sesampainya dikamar, Deva perlahan menurunkan tubuh istrinya itu di atas ranjang. Karena terlalu lelah akibat perjalanan panjang ia pun menyusul Asha, membaringkan tubuhnya disebelah gadis itu tanpa membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.











Salljak sollesonan~ oh na na na na na !!!!!

Lagu dari oh my girl yang berjudul nonstop itu memenuhi ruangan dengan volume yang begitu besar, membuat Asha mau tak mau harus terjaga dari tidurnya.

"Aahhhhh!!" Teriak Asha, membuat Deva ikut terjaga.

"Apa? Kenapa?!"

"Aahh Deva, sakit!" Ringisnya,

Betapa terkejutnya Deva melihat anting istrinya itu tersangkut di sweater yang ia kenakan, membuat telinga istrinya itu memerah.

"Aduh gimana nih?" Ucap Deva panik.

"Lepasin Dev!" Pinta Asha sembari memegangi telinganya yang terasa sakit akibat tertarik.

Deva mencoba melepaskan anting Asha dari sweaternya, namun karena sweaternya terbuat dari benang wool, ia jadi kesusahan. jika ia menarik dan memutuskan benang yang tersangkut itu justru akan membuat Asha semakin kesakitan.

"Pelan pelan Deva!" Pekiknya,

"Ya lo nya jangan gerak gerak, makin susah nih ngelepasinnya"

Deva bingung sekarang, sebab ia tak bisa melepaskan anting Asha dari sweaternya, terlebih lagi Asha terus meringis kesakitan di setiap pergerakannya.

"Tahan ya Sha"

"Hah? Lo mau ngapain? AAAAAAHHHHH!"

Tak ada pilihan lain, tangan Deva bergerak meraih sebuah gunting yang berada di meja tempat sebelah ranjang, ia pun mengguntingnya dan melepaskan anting dari telinga Asha, membuat gadis itu bernafas lega selega leganya.

Perlahan namun pasti Deva membersihkan sisa benang yang masih tersangkut di anting Asha, namun sayangnya Deva tak sengaja mematahkannya Asha yang melihat itu hanya bisa bersabar, ia sudah tak heran lagi dengan tangan ajaib Deva itu.

"Semalem gue liat lo masih pake kaos kok tiba tiba pake sweater?"

"Semalem dingin banget" jelasnya.

"Lagian kok bisa sampe nyangkut begini sih, semalem lo meluk meluk gue nih pasti" tuduh Deva pada istrinya.

"Dih, lo kali yang meluk meluk gue, jelas jelas elo yang kedinginan sampe ganti sweater"

"Iya juga ya" balas Deva tak dapat mengelak.

Marry My FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang