Ini adalah hari yang telah dinanti nanti oleh Deva, yup berangkat bulan madu.
Uhuyy!
Sejujurnya Deva berbohong saat mengatakan bahwa acara bulan madu ini telah direncanakan sebelumnya, nyatanya ia dan wulan bahkan tak terpikirkan sama sekali tentang hal tersebut.
Itu sebabnya setelah acara pernikahan selesai ia meminta pak danang selaku supirnya untuk mendaftar paket bulan madu sesegera mungkin.
Tadinya ia ingin menghabiskan waktu bulan madu sekitar 10 hari namun karena mendadak ia jadi mendapatkan waktu hanya selama tiga hari.
terlebih lagi ia memesan dua kamar sehingga tak banyak hotel yang dapat menerima pemesanan semendadak itu.Meski begitu Deva tetap bersyukur masih mendapatkan paket tersebut, terserah beberapa hari yang penting bulan madu tetap terlaksanakan.
Nggak sabar dia tuh buat jalan jalan, liburan, beduaan aja sama Asha dan gak ada yang bisa ganggu mereka.
Sayangnya kegembiraan Deva itu tak berlangsung lama.
Kini Deva tengah duduk bersandar pada kursi bandara seorang diri, kepalanya menghadap langit langit bandara dengan tatapan kosong, menunggu Asha yang tengah mengambil barangnya yang tertinggal di rumah.
Tadinya Deva ingin mendampingi Asha namun gadis itu menolak, ia meminta Deva untuk menunggu dan menjaga barang selagi ia pergi.
"Masih lama ya berangkatnya, jam berapa sih sekarang?"
Deva menghela nafas panjang melihat sepasang kekasih yang tengah duduk tepat dihadapannya.
Ia tak menyangka Asha benar benar akan mengajak temannya, padahal ia hanya bercanda saat mengatakan boleh membawa teman.
"Dev, harusnya lo bilang dari awal kalo berangkatnya jam 9, cape tau nunggu dari tadi" ucap Rena.
"Ck, harusnya kalian nolak waktu Asha ngajak kalian" bukannya membalas pertanyaan dari Renata, Deva justru menyampaikan unek unek-nya.
"Yeh rejeki mana boleh ditolak, ya kan jun" juan mengangguk sebagai jawaban.
"Ya tapi gue sama Asha mau bulan madu, bukan mau liburan"
"Sama aja kali, gak ada bedanya sama liburan, oooh jadi lo mikir yang enggak enggak ya sama Asha" tebak Renata, menatap Deva penuh selidik.
"Enggak enggak apa sih" balas Deva memalingkan wajahnya.
"Awas aja lo macem macem ke Asha ya, gue banting lo!"
"Emang kuat?"
"Gue enggak tapi juan iya, ya kan jun?" Juan kembali mengangguk mengiyakan.
Deva kembali menghela nafas panjangnya yang terasa berat, sambil berharap Asha lekas kembali.
Tak lama Asha kembali dengan membawa sebuah tas kecil ditangannya, berlari kecil menuju teman temannya.
Membuat Deva yang tadinya berbinar menatap kedatangan istrinya, berbalik mendengus tak suka.
Lupakan agenda penerbangan dari Indonesia menuju Jepang yang sangat melelahkan itu.
Kini keempatnya sudah berada di hotel yang telah dipesan sebelumnya, tepatnya di hotel bintang lima Hilton Osaka.
Karena terlalu lelah, mereka memilih beristirahat di kamar masing masing. Dan memulai kegiatan bulan madu -ah salah lebih tepatnya liburan bersama menjadi besok pagi.
"Dev"
"Sorry, gue masih doyan wedon" tolak Deva, menghentikan langkahnya.
"Apa dah" Juan menarik tangannya cepat, merasa geli dengan reaksi Deva "gue cuma mau minta maaf"
"Udahlah nggak papa kok, Asha jadi ada temennya" balas Deva tak sesuai dengan isi hatinya.
"Gue tau kok apa yang lo rasain, tenang aja gue bakal berusaha buat gak ganggu acara bulan madu lo bareng Asha"
"Mana sempat keburu telat" balas Deva.
"Gue serius" tutur Juan meyakinkan.
"Lo aja gak bisa nolak ajakan dia apalagi nyegah dia" ucap Deva tak yakin,
"Dah lah gue gak papa kok mas, kamu gak usah khawatir" sambungnya mendramatisir.
"Geli goblok"
"Juan!"
"Dah sana pergi, singa lo dah manggil tuh"
Juan bergegas pergi meninggalkan Deva,
"Pokoknya percaya aja ama gue" ujar Juan tanpa suara sebelum menutup rapat pintu kamarnya.
Deva membulatkan bibirnya sebagai jawaban kemudian ia beranjak pergi menuju kamar dimana Asha betada.
"Loh kok belum tidur?" Tanya Deva melihat istrinya tengah mengoleskan sesuatu diwajahnya.
"Bentar lagi juga mau tidur abis ini" balas Asha tanpa menoleh.
"Oh"
Tak ada percakapan lagi setelahnya, Deva tengah sibuk membuka pakaiannya sedangkan Asha tengah fokus dengan kegiatan mengoles.
Setelah melepaskan semua benda benda yang berat di badannya, Deva bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa berat akibat kelelahan.
Menyadari ada hal yang tak biasa dari Deva, Asha menatap pemuda yang telah hilang ditelan pintu kamar mandi itu dengan raut wajah kebingungan.
Ah mungkin Deva terlalu lelah, pikirnya.
Tak ingin berpikir terlalu jauh, Asha memilih tidur untuk mengistirahatkan tubuh dan otaknya.
Sedangkan Deva di kamar mandi, masih menyesali tindakannya yang dengan tidak sengaja mengatakan boleh membawa teman.
Ah kenapa, kenapa, kenapa dia harus mengatakan hal itu pada Asha yang jelas jelas tak menganggap bulan madu ini istimewa seperti dirinya.
Bersambung...
# awas typo bertebaran #
Percuma aku ngasih tebakan tentang bulan.
Jangankan double up, nyoba up satu aja kaga bisa sangking sibuknya.
Kalo gitu, aku mau minta maap yang sebesar besarnya.
Dan jawabannya
Yahh benarrr sekale yorobun!!!
Bae Yubin
Selamat!!!