Bab 2 - Sayap Putih Raksasa

938 165 43
                                    

-oOo-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-oOo-

BERULANG kali Haura merutuk cemas di dalam kamarnya karena begitu sembrono memberikan satu tiket sirkusnya ke orang asing.

Apa yang aku pikirin, sih? Emangnya ganti rugi obat mimisan sama tiket sirkus itu ide bagus?

Haura jadi mendapat kesan bahwa apa yang dia lakukan tadi sama artinya seperti mengajak pria random berkencan untuk menonton sirkus, padahal maksudnya bukan begitu. Kekhawatirannya membengkak karena Haura pun sadar bahwa si pria barangkali berpikiran risi atas sikap impulsif Haura.

Gimana kalau ternyata dia udah punya pacar dan menolak datang ke pertunjukan? Haura sih tidak masalah kalau pria itu tidak muncul, tetapi yang membuatnya panas-dingin adalah kemungkinan bahwa dirinya bakal dicap oleh pria itu seperti cewek yang mencari-cari kesempatan.

"Dia cewek yang tiba-tiba ngajakin aku nonton sirkus, padahal aku udah bilang kalau aku enggak terluka atau semacamnya. Coba tebak? Cewek ini mungkin punya obsesi baru buat ngajakin orang asing kencan." Ampun. Bayangan percakapan itu menghantui benak Haura.

Gadis itu menatap jam di layar ponsel yang sudah menunjukkan waktu setengah tujuh lebih sepuluh menit. Tidak ada pilihan lain. Dia harus segera berangkat dan menuntaskan semuanya. Maka Haura bangkit dari sisi kasur dan mencangklong tasnya di pundak.

Sebelum pergi, Haura menyempatkan diri menatap pigura foto keluarganya di atas nakas tempat tidur. Di dalam foto itu hanya ada Mama, Haura, dan Mahindra yang berdiri sambil tersenyum di depan kamera. Momen itu diambil dua tahun lalu, saat Haura menghadiri acara kelulusan SMP-nya. Mamanya tersenyum sumringah―keadaan mentalnya saat itu masih lumayan waras kendati sedikit-sedikit kumat. Dan, kalau sedang waras begini, mamanya terlihat luar biasa―bukan tipe wajah yang cantik dan keibuan, tetapi elegan dan cerdas. Haura terheran-heran mengapa wanita mempesona seperti mamanya mendapat pengalaman parah dalam hubungan cinta. Tetapi belakangan Haura sudah tahu jawabannya, bahwa tak semua yang terlihat sempurna memiliki takdir yang baik.

Papanya sendiri tidak datang ke acara kelulusan, padahal saat itu Haura berharap Papa akan setidaknya mengucap selamat, lantaran foto itu juga sempat diunggah Haura di media sosialnya. Apa yang kira-kira dilakukan papanya sekarang? Benarkah berpisah dengan mantan istri artinya juga berpisah dengan anak sendiri? Haura tak mau menyakiti dirinya dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu. Hidup bersama ibunya yang temperamen dan tidak bisa move on saja sudah berat, mana mungkin menyambut kembali Papa yang sudah menelantarkannya selama lebih dari lima tahun?

Haura membuang napas kecil. Sambil berusaha melupakan momen menyakitkan itu, dia keluar dari kamar dan berangkat ke gedung pertunjukan seorang diri.

-oOo-

Plaza Candramawa Theatre, atau PCT, adalah bangunan baru yang terletak tak jauh dari masjid Raya Bandung, dekat alun-alun kota. Berbentuk sangkar burung raksasa dengan dinding berpelitur tirai lipat, berwarna mencolok biru dan putih. Tempat itu biasanya memang disewakan untuk acara-acara besar seperti perayaan dan sirkus.

𝐀𝐍𝐆𝐄𝐋'𝐒 𝐂𝐈𝐑𝐂𝐔𝐒 (𝐒𝐔𝐃𝐀𝐇 𝐓𝐄𝐑𝐁𝐈𝐓) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang