[33] ARZEGAS

39.1K 1.6K 151
                                    

BACA SAMPAI HABIS! 🥰🥰🥰

.
.
.

Arzegas membuka pintu Apartmentnya, terlihat Alvarez yang berdiri di sana dengan satu tas besar berisi pakaian Razella dan satu totebag berisi pesanan Arzegas. Arzegas meraih dua tas tersebut, lalu tanpa mengucapkan apa pun lagi ia menutup pintunya.

Arzegas mengeluarkan isi totebag terlebih dahulu di dapur, tak lama Razella keluar dari kamar setelah membersihkan diri. Razella terlihat bingung melihat apa yang Arzegas keluarkan dari totebag.

"Kamu yang beli semua ini?" Tanya Razella, Arzegas hanya berdeham.

Razella menghampiri Arzegas, ia melihat Arzegas memasukan daging ke dalam lemari pendingin, ada beberapa salmon juga yang terlihat segar.

Razella menoleh ketika Arzegas menaruh susu ibu hamil di atas meja. Benarkah Arzegas yang membeli semua kebutuhannya?

"Apa ada yang kurang?" Tanya Arzegas, dan Razella menggeleng kecil.

"Makasih Ze."

"Hm, bukan hal besar. Apa kamu keberatan tinggal sama aku di sini? Dan ninggalin teman-teman kamu?" Tanya Arzegas.

Sebenarnya Razella sangat keberatan, namun untuk membantah Arzegas bukanlah hal yang baik. Razella pun menggeleng, pertanda ia tidak keberatan.

"Bagus, walau pun kamu keberatan aku akan tetap memaksa," gumam Arzegas. "Aku harus mandi, kamu bisa istirahat," ujarnya lagi, dan Razella mengangguk. Arzegas pun pergi untuk membersihkan diri.

Razella tersenyum melihat cemilan lain yang berada di atas meja, ia terlihat senang dan mengambil satu bungkus biskuit, ia memakannya sambil menonton televisi.

**

Bruk

Tubuh Alvarez didorong hingga jatuh berlutut di hadapan Yosep, napas Alvarez mulai terengah karena takut.

"Jadi apa yang mau kau sampaikan, Alvarez" tanya Yosep dengan tatapan tajam. Alvarez mengatur napasnya sejenak, "belum ada tindakan dari Arzegas soal kartu memori itu."

"Benarkah? Kau tidak sedang berusaha menyembunyikannya bukan?" Desis Yosep, sontak Alvarez menggeleng, lalu kembali menatap mata Yosep.

"Gak ada yang aku sembunyikan, cuma itu yang aku tahu."

"Lalu, benar Razella tengah mengandung anak Arzegas?"

"Ya."

Yosep terdiam dengan raut wajah kesalnya.

"kelemahan Arzegas saat ini Razella Chyntia Arana," ujar Alcas.

"Yuka, culik Razella Chyntia Arana secepatnya," titah Yosep yang membuat Alvarez terkejut.

"Arzegas yang bermasalah, kenapa harus membawa Razella?!" Tanya Alvarez yang mulai panik. Yosep tersenyum kecil dan menendang bahu Alvarez hingga Alvarez terbaring. Yosep pun menekan dada Alvarez dengan kaki berlapis sepatu pantopelnya.

"Arghhh!" Alvarez berteriak kesakitan.

"Karena siapa pun yang membantu Arzegas akan mati," desis Yosep.

"Tapi Razella gak salah apa-apa! Dia-argghhhhh!" Alvarez berteriak lagi ketika dadanya ditekan semakin keras, membuatnya merasa sesak dan terasa mau patah di bagian tulang dadanya.

"J-jangan libatkan Razella, jangan menyakiti Razella," lirih Alvarez dengan suara terbata karena pasokan udaranya mulai berkurang.

"Tergantung situasinya. Dengar Alvarez, bahkan jika kau berkhianat padaku, bukan hanya Razella yang mati, tapi Ibumu juga."

ARZEGAS || Perfect Demon [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang