[19] ARZEGAS

49.4K 2.1K 59
                                    

Xander Lee
Semuanya beres.

Alcas menghela nafasnya setelah membaca pesan dari Xander, "kenapa gue harus repot-repot ngelakuin ini?" Gumamnya, lalu ia berdecih dan tertawa pelan.

**

Satu bulan berlalu, Razella dikurung di dalam kamar tanpa boleh keluar, dan Arzegas juga tak menemui Razella selama sebulan ini.

Arzegas benar-benar sibuk mengurus urusannya dan juga bolak balik ke rumah sakit untuk melihat perkembangan Ayahnya.

Ayahnya sudah satu bulan koma, racun di dalam tubuhnya masih menyebar namun dokter masih berusaha untuk menguras seluruh racun dalam tubuh ayahnya, walau terdengar tidak mungkin.

Satu bulan koma adalah sebuah keajaiban untuk Aryuno Luceryst, sebab banyak orang yang terkena racun ini akan mati seketika.

Kali ini, Arzegas pulang ke mansionnya, ia langsung memasuki kamar Razella. Terlihat Razella yang tengah duduk di dekat jendela seperti biasa, nampaknya Razella sangat suka duduk di sana sambil memandang pepohonan.

Razella melirik Arzegas sejenak dengan tatapan dinginnya, namun ia kembali memandang ke depan sana sambil tersenyum tanpa sepengetahuan Arzegas.

Tak ada sapaan dari Arzegas, ia terlihat membuka lemari di kamar tersebut, meraih coat hitam panjang dan menggantungnya di dekat dinding.

"Razella," panggil Arzegas secara tiba-tiba, Razella pun menoleh, mata Razella terlihat sembab.

"Kalau kamu keluar tanpa aku, pakai Coat ini," ucap Arzegas yang membuat Razella mengerutkan dahinya.

"Jangan pernah tinggalkan ini, berusaha ambil kalau tertinggal," ucap Arzegas lagi.

"Kamu mau bebasin aku?" Tanya Razella.

"Bukan aku, tapi orang lain," sahut Arzegas yang membuat Razella tidak mengerti, lalu Arzegas keluar dari kamar itu.

Arzegas terlihat aneh, Arzegas tidak baik-baik saja, bahkan kantung matanya menghitam, rambutnya agak memanjang dan dibiarkan terjatuh menutupi dahinya.

Razella menghela nafas lirih, ia tidak mengerti dengan ucapan Arzegas yang tiba-tiba, dan untuk apa Arzegas repot-repot datang hanya menyiapkan Coat untuknya?

Razella memijat keningnya yang terasa sakit, sudah beberapa hari ini tubuhnya terasa lelah, bahkan makan sesendok pun akan ia muntahkan.

**

Tok tok tok

"Masuk," sahut Arzegas, tak lama Bibi Alice masuk dan tersenyum padanya, lalu bibi Alice menaruh kopi di atas meja kerjanya.

"Tuan, apa Tuan sudah menemui Nona Razella?"

"Ya, sudah."

"Bagus kalau begitu, Nona Razella selalu menanyakan kapan Tuan pulang, mungkin dia merindukan Tuan."

"Tidak ada yang dia rindukan. Terimakasi, bi." gumam Arzegas, dan Bibi Alice pun segera keluar dari ruang kerjanya.

Setelah kepergian Bibi Alice, Arzegas terdiam sambil memandang kopinya. Arzegas mendengus kecil sambil mengusak surainya, ia pun beranjak dari kursinya dan kembali memasuki kamar Razella.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Arzegas, namun Razella tak menyahut, membuatnya mendekat pada Razella, ia menarik dagu Razella agar Razella menatapnya, memandang wajah Razella yang sudah bersih dari luka.

"Udah satu bulan," gumam Arzegas.

"Aku gak akan bahas apa pun buat saat ini, aku cape," gumam Razella hendak kembali memandang ke depan sana, namun Arzegas menahan dagunya.

ARZEGAS || Perfect Demon [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang