[42] ARZEGAS

32.7K 1.4K 36
                                    

3 hari berlalu sejak kematian Alex, Arzegas bergegas membawa Razella pulang saat itu, dan kini mereka sudah kembali menempati rumah miliknya.

Razella memohon pada Arzegas untuk menjaga Alvarez, dan nampaknya Arzegas mengabulkan hal itu, sebab Arzegas memperketat penjagaan di depan kamar rawat Alvarez.

Arzegas tidak bisa mempercayai anak buahnya lagi, ia tidak tahu mana yang berkhianat dan mana yang tidak, Arzegas kehilangan keseimbangan untuk melawan Yosep yang entah rencana apa yang tengah Yosep buat.

Cklek

"Kekacauan yang tuan Valleryant buat sudah dibereskan, Tuan. Para pegawai yang diPHK masal sebagian telah kembali bekerja dan sisanya diberi uang pesangon," ujar Xander, hanya pria itu yang bisa Arzegas percaya untuk saat ini.

Arzegas memijat keningnya, "kabari aku jika ada yang mencurigakan."

"Baik, Tuan."

"Ngomong-ngomong di mana Yosep dan Alcas tinggal?" Tanya Arzegas.

"Di rumah milik mendiang Nyonya Amanda Sarah, Tuan Valleryant tidak bisa mendapat pekerjaan untuk sementara."

Arzegas mengangguk kecil, "kau boleh pergi."

Xander pun pergi setelah membungkuk hormat.

Trak

Arzegas kembali mengangkat kepalanya ketika mendengar suara sesuatu yang terinjak, ia dapat melihat Razella di ambang pintu meraih bolpoin yang tak sengaja terinjak di bawah kaki.

Sontak Arzegas berdiri ketika Razella membungkuk.

"Kenapa?" Tanya Razella ketika mendapati wajah tegang Arzegas, lalu Arzegas mendengus kecil. "Kenapa keluar kamar?" Balas Arzegas.

"Aku bosan," sahut Razella seraya menghampiri Arzegas dan menaruh bolpoin itu di atas meja, entah siapa yang menjatuhkan bolpoin sialan itu, pikir Arzegas, mungkin dirinya sendiri.

"Kalau butuh sesuatu bilang aja."

Razella terdiam sejenak seraya memandang jari-jari kakinya, ia nampak berusaha untuk terlihat santai di hadapan Arzegas, ia tidak mau terlihat takut lagi, "aku mau eskrim."

"Nanti babynya kedinginan," gumam Arzegas.

Razella menatap Arzegas dengan dahi berkerut. "teori dari mana?"

"Dariku, kenapa?" Arzegas tampak menantang.

"Oh yaudah," sahut Razella, lalu ia membalikan tubuhnya dan keluar dari ruang kerja Arzegas, Arzegas pun menaruh kedua tangannya di pinggang, lalu mendengus sebal.

Arzegas menyusul Razella yang tengah menuruni tangga menuju dapur.

"Bi, Arzegas gak mau makan eskrim sama aku," ujar Razella pada Bibi Alice, nampaknya ia tidak tahu kalau Arzegas berada di belakangnya.

Bibi Alice yang melihat keberadaan Arzegas pun hanya tersenyum kaku.

"Aku mau makan eskrim coklat, bibi bisa beliin buat aku? Tapi jangan bilang Arzegas."

"Hmm nona-"

"Bukannya sudah jelas aku melarang?"

Sontak Razella menoleh ke belakangnya, ia terkejut melihat Arzegas yang berdiri tak jauh darinya, "ya, aku gak jadi beli eskrim," sahutnya dengan suara pelan, lalu ia menghela napas lirih.

"Memangnya boleh makan eskrim saat hamil?" Tanya Arzegas, dan Bibi Alice tersenyum. "Tidak apa-apa, Tuan." Bibi Alice menyahut.

"Yasudah, belikan eskrimnya," ujar Arzegas.

ARZEGAS || Perfect Demon [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang