[24] ARZEGAS

45.5K 2.2K 74
                                    

Jam menunjukan pukul 11 malam, Razella belum juga terlelap, ia tengah bermain game di ponselnya untuk menghilangkan rasa penatnya, tak lama dari itu ponselnya berdering, ia pun menjawab panggilan dari Arzegas.

"Halo Ze."

"Kartu memori kamera yang Sophia kasih ke kamu, ada kan?"

Razella terdiam sejenak, lalu ia menoleh ke arah coatnya yang menggantung, namun tidak ada coat di sana, ia baru ingat tadi pagi ia taruh coat itu di keranjang kotor.

"Biar aku cari."

"Cari sampai ketemu, jangan sampai hilang."

Razella menjadi takut, ia turun ke lantai satu dan pergi menuju toilet bawah, ia melihat keranjang kotor yang sudah kosong.

"Nathan! Alvarez!"

Tak lama Alvarez keluar dari kamarnya, "apa?"

"Coat gue mana?"

"Hah?" Alvarez terlihat bingung.

"Maksud gue, pakaian kotor gue di mana?"

"Di loundry tadi pagi, masih di sana belum gue ambil," sahut Alvarez yang membuat Razella terkejut.

"Cari sampai ketemu, aku gak mau tau."

Pip

Arzegas memutuskan sambungannya sepihak.

"Besok Loundrynya buka jam berapa?" Tanya Razella.

"Jam 7 pagi. Emang kenapa sih?"

"Itu hmm, lo liat kartu memori kamera gitu gak? Gue taro di saku coat," balas Razella. Alvarez menggaruk tengkuknya sejenak, "apa penting?"

"Penting," sebab Arzegas yang mencarinya.

"Gue kira sudah gak kepake, gue masukin ke kamera club di kampus, gak gue ambil lagi," sahut Alvarez yang membuat Razella menatapnya dengan tatapan kesal, " masih bisa diambilkan?" Tanya Razella.

"Bisa kok, besok gue ambil."

"Gue mohon banget sama lo, jangan sampe ilang."

"Iya, emang tadi yang nelpon lo siapa?"

"Temen," sahut Razella, lalu ia kembali ke kamarnya, Alvarez hanya mengendikan bahunya.

**

Killian tidak pulang sejak kemarin malam hingga pagi ini, Razella jadi terpikirkan soal itu. Razella sadar, Killian pasti kecewa berat padanya, sama pertinya saat ini, kecewa pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba ia mengerang dan terisak lirih, membuat Nathan yang tengah memasak menoleh pada Razella yang tengah duduk di kursi meja makan.

"Lo kenapa? Kenapa nangis? Apa karena Killian gak pulang?" Tanya Alvarez yang baru saja duduk di hadapan Razella, Alvarez terlihat mengejek.

Razella terisak sungguhan, tiba-tiba ia merasa sedih dan ingin menangis.

"Lo kenapa Ra?" Tanya Nathan seraya menaruh nasi goreng seafood di atas meja, lalu ia melepas apronnya dan duduk di samping Alvarez.

Alvarez dan Nathan memperhatikan Razella yang terisak begitu lirih, bahkan Razella menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri.

Alvarez dan Nathan saling melirik sejenak, lalu Nathan berdeham pelan. "Kalau ada masalah bilang aja, jangan dipendam sendirian," ujar Nathan yang merasa iba.

Razella mengusap air matanya, ia menatap Nathan dan Alvarez secara bergantian dengan tatapan sendunya.

"Gue terbebani selama tinggal sama Arzegas, hampir setiap hari gue disiksa, sampai rasanya gue mau mati aja," lirih Razella di sela isakannya, dan ucapannya membuat membuat kedua temannya terkejut.

ARZEGAS || Perfect Demon [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang